‘Bersama Para Ibu Kampung Wasur II Desa Rimba Jaya’
Oleh : Adi Sumarsono, S.Pd, M.Pd (Dosen Pendamping PHP2D)
MERAUKE,ARAFURA,-Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Musamus Merauke melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020, kini sedang menjalankan program berupa pelatihan merajut kepada ibu-ibu kampung Wasur II. Sesuai dengan metode yang telah dibuat dan ditetapkan oleh mahasiswa tim PHP2D yaitu Metode Pemberdayaan dan Pelaksanaan yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu pelatihan penerapan, pendampingan, maka tim PHP2D telah melaksanakan pelatihan perdana pada tanggal 4 Oktober 2020 yang didampingi oleh Dosen Penjas Unmus, Bapak Jori Lahinda, S.Pd.,M.Pd selaku pemateri dalam pelatihan pembuatan noken rajut. Pelatihan perdana yang dilaksanakan bersama ibu-ibu Kamping Wasur II ini merupakan merupakan langkah awal dalam pengenalan bahan-bahan dan teknis-teknis dasar dalam membuat Noken Rajut. Peelatihan dilaksanakan di Posyandu Teratai yang berada dijalur 2 Kampung Wasur II.
Selanjutnya, pada tanggal 6 Oktober 2020 tim mulai melaksanakan kegiatan pelatihan dan penerapan pembuatan noken. Para peserta yang mengikuti pelatihan dan penerapan sangat antusias dalam belajar merajut. Dengan kemampuan masing-masing, para ibu-ibu mulai mempraktikkan cara pembuatan noken rajut yang telah diajarkan oleh pemateri. Meskipun awalnya merasa kesulitan karena dalam merajut sendiri membutuhkan ketelitian dan keuletan, tapi hal tersebut tidaklah mengurangi semangat ibu-ibu untuk belajar. Pelatihan dan penerapan ini telah terlaksana sebanyak 9 kali dalam sebulan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama dengan menyesuaikan kegiatan antara ibu-ibu dan mahasiswa tim PHP2D. Kegiatan ini pun akan didampingi oleh mahasiswa tim PHP2D hingga bulan Januari 2021. Kemudian selanjutnya akan dikembangkan sendiri oleh komunitas yang sudah terbentuk.
Dalam pelatihan, tim memberikan pelatihan dengan menggunakan dua jenis benang untuk merajut noken, yaitu benang asli dari serat kayu dan juga benang wol ( benang modern ). Untuk benang asli yang berasal dari serat kayu, tim menggunakan serat kulit kayu pohon Rahe yang banyak dijumpai di daerah wasur. Akan tetapi, kendala dari penggunaan serat kayu pohon Rahe ini adalah tekstur seratnya yang mudah putus, sehingga apabila ingin dijadikan benang, harus berhati-hati. Untuk mendapatkan kayunya sendiri, tidak mengambil dari pohon yang masih hidup tetapi dieroleh dari masyarakat kampung Wasur II yang bermata pencarian sebagai batu bata yang biasa hanya menggunakan kayunya sebagai bahan bakar batu bata. Dalam menggunakan benang dari serat kayu sendiri tidak membutuhkan modal melainkan keahlian khusus yang harus dikuasai. Kemudian, alasan tim memodifikasinya dengan menggunakan benang wol ( benang modern ), dikarenakan benang wol sendiri sangat mudah didapatkan dan digunakan, serta memiliki banyak pilihan warna yang nantinya dapat memperindah rajutan tas noken.
Dalam waktu kurang lebih satu bulan, ibu-ibu sudah dapat menghasilkan satu tas noken, dengan hasil yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Hal ini dikarenakan antusias dan semangat ibu-ibu dalam mengikuti pelatihan selama ini. Awalnya hasil pertama yang dibuat masih menggunnakan motif biasa dan kurang rapi, sehingga terlihat kurang menarik. Namun seiring berjalannya waktu ibu-ibu pun dapat terbiasa dan kini sudah bisa membuat noken yang lebih bervariasi dengan memadukan warna-warna yang cantik. Selanjutnya, hasil rajutan noken tersebut nantinya akan di pasarkan baik secara offline maupun online, sehingga Kegiatan merajut noken ini nantinya akan menjadi komunitas kecil bagi ibu-ibu warga Kampung Wasur II guna mewujudkan tujuan utama dari mahasiswa tim PHP2D yaitu untuk meningkatan ekonomi warga Kampung Wasur II dan juga sebagai upaya melestarikan budaya lokal Papua.