Awalnya jumlah uang yang diminta memang sesuai dengan orderan namun pelaku meminta pelanggan untuk memasukkan sejumlah angka tertentu di depan virtual account tersebut sehingga jumlahnya membengkak dan pelanggan mengalami kerugian yang cukup besar.
“Untuk itu kami dari manajemen yang ada di Merauke terus berupaya mengedukasi masyarakat agar tidak semakin banyak yang menjadi korban.
Biasanya kami gencar menggunakan media sosial sehingga lebih banyak diketahui masyarakat luas. Pasalnya, untuk di Merauke yang menjadi korban sudah cukup banyak, tidak seperti di kota-kota besar dimana pelanggan yang ada sudah lebih memahami adanya modus-modus penipuan seperti ini sehingga lebih waspada,”ujarnya.
Bahkan yang lebih parah lagi, driver juga tidak luput dari sasaran penipuan dengan modus berpura-pura menjadi pihak Gojek dari pusat dan dengan berbagai alasan meminta kode verifikasi akun milik driver yang bersangkutan. Tentunya jika kode tersebut diberikan maka akibatnya akan fatal karena uang dari driver yang menjadi korban bisa terkuras habis.
Namun untuk korban dari kalangan driver sudah mulai berkurang sekarang ini, apalagi sejak adanya perubahan fitur penyamaran nomor sehingga para pelaku mulai beralih membidik korban dari pihak pelanggan.