Dorince Mehue : Jadilah Wanita Tangguh Seperti Bunda Yanni
SENTANI, – Mewakili Pemerintah, Anggota DPR Papua Yanni SH menghadiri undangan Ulang Tahun (HUT) Komunitas Perempuan Adat Kampung Hobong atau disingkat KOMPAKH yang ke-5 yang dilaksanakan secara sederhana dengan melakukan ibadah syukur di Kampung Hobong, pada Kamis (28/1).
Ketua KOMPAKH, Dorince Mehue, SE yang juga merupakan anggota Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP) mengatakan, tidak secara kebetulan pihaknya memberikan nama singkatan KOMPAKH. Namun dengan segala kesederhana KOMPAKH akan terus berdiri untuk kampung.
“Kami terus berdiri sampai kapan pun untuk kampung. Disini kami di lahirkan dan disini kami di bentuk, karena itu seluruh anggota Komunitas Adat Kampung Hobong, yang beranggotakan seluruh perempuan dari kampung lain yang karena perkawinan mereka sehingga mereka jadi bagian dari kampung ini. Berikan yang punya kampung, sehingga mereka dapat melahirkan generasi penerus kampung, ” kata Dorece Mehue saat memberikan sambutan diacara HUT KOMPAKH di Kampung Hobong.
Diungkapkan, dari lima tahun kami berjalan,hanya dua tahun Pemerintah Kabupaten memperhatikan KOMPAKH. Bahkan, tiga tahun terakhir dana hibah pemerintah tidak pernah diberikan kepada KOMPAKH.
“Tapi kami tetap berdiri di kampung kami dengan segala kekayaan kami. Saya harus bicara supaya Pemerintah Kabupaten Jayapura benar-benar harus memberikan perhatian kepada seluruh perempuan yang ada di kampung-kampung. Saya kalau mau pikir-pikir saya pejabat, saya anggota MRP kenapa saya harus turun ke kampung. Pertanyaannya siapa yang dapat menggerakkan seluruh perempuan yang tidak berdaya ini di kampung-kampung,” tandasnya.
Untuk itu kata Anggota MRP ini, pihaknya hadir sebagai energi baru untuk memberikan motivasi dan menopang saudara saudaranya yang ada di kampung-kampung.
“Saya harus bicara adat keras, sebab saya pemimpin perempuan adat di kampung ini. Saya tidak menginjak kepala dari pada pemangku adat di kampung ini, tetapi ini harus kami lakukan supaya kami perempuan juga harus di hormati,”tekannya.
Dikatakan, di HUT KOMPAKH yang ke lima, dengan tema yang kami usung, Jadilah perempuan adat yang berintegritas dan tangguh.
“Kalau perempuan sudah memiliki integritas yang tinggi, saya rasa dia jadi wanita tangguh seperti bunda Yanni. Kita ini perempuan kuat, karena itu, tema ini saya usung supaya menginspirasi kita perempuan semua,”ujar Dorince Mehue.
Sementara itu, sebelum memberikan sambutan, Yanni manyampaikan selamat ulang tahun yang ke-5 buat KOMPAKH. KOMPAKH Bukan hanya sekedar nama singkatan tetapi memiliki makna yang luar biasa.
“Tidak mengurangi rasa hormat saya, dan saya atas nama pribadi maupun Partai dan juga Dewan Perwakilan Rakyat Papua, sekali lagi menyampaikan selamat ulang tahun yang ke- 5 buat KOMPAKH. Semoga tantangan yang berat ini dan segala keterbatasan, perempuan KOMPAKH yang tergabung dan barus berusia relatif sangat mudah, tetap maju. Apapun rintangan dan tantangannya harus kuat dan maju terus,” kata Yanni dalam sambutannya.
Menurut Ketua DPD Gerindra Papua ini, membangun satu organisasi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi jika terikat oleh adat, budaya dan istiadat.
“Ada banyak sekali tantangan, khususnya bagi kita kaum perempuan. Tetapi kita harus ingat bahwa seperti tadi yang disampaikan, kita adalah tulang rusuk dari pada laki-laki. Kalau kehilangan tulang rusuk, pastinya laki-laki itu akan rubuh. Jadi sekecil apa pun tulang rusuk itu tapi tanpa perempuan maka tidak ada bapak-bapak yang luar biasa, yang hebat pada siang hari ini bisa duduk di hadapan kita kaum perempuan di kampung Hobong ini,” tutur Yanni.
Sebab kata Yanni, dari seorang mama, dan dari seorang perempuanlah dapat belajar tentang aturan, belajar untuk segala hal untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Yanni berpesan kepada bapak-bapak yang ada di kampung Hobong ini, sayangilah semua perenpuan-perempuan. Baik yang ada di kampung Hobong juga di kampung-kampung lainnya dan lebih khusus di seluruh Tanah Papua.
“Kalau perempuannya hebat dan perempuannya kuat, percaya daerah itu pasti maju. Tetapi kalau perempuannya di selalu aniyaya, kita bisa bayangkan juga apa yang terjadi. Maka dari itu sayangilah semua perempuan yang ada di kampung dan di Papua secara umumnya. Tetapi saya sangat yakin bahwa di Kampung Hobong ini semua bapak-bapak adalah penyanyang kaum Mama. Tetapi jangan ada 02,03 dan seterusnya. Walaupun katanya budaya dan adat,” tutup Yanni sambil bercanda.