Jayapura – Penyebaran penyakit Virus Polio Positif di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pengunungan sangat meresahkan masyarakat setempat. Pasalnya, virus ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menular dan virus ini sudah masuk di Nduga. Sementara pelayanan kesehatan di Kabupaten Nduga begitu memprehatinkan. Dan tidak seperti yang diharapkan oleh masyarakat. Ditambah lagi pelayanan medis di rumah sakit juga tidak berjalan maksimal.
Salah satu Tokoh Intelektual yang juga merupakan anak daerah asal Nduga, Otomi Gwijangge mengaku sangat prihatin dengan keadaan tersebut. Sehingga ia ingin mengangkat persoalan ini ke publik. Apalagi kondisi ini dialami oleh anaknya sendiri, yang saat ini tengah mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit Timika.
“Kemarin kami sudah cek semuanya tapi ternyata dalam kasusnya itu, terdapat polio positif. Ini salah satu kasus langkah yang tidak ada obatnya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Kami pun dapat informasih ini dari dokter yang menangani kasus anak saya. Sehingga ini yang menjadi motivasi saya untuk harus di publikasikan kasus ini, biar mayarakat semua juga tahu dan dapat waspada dengan melakukan pencegahan sejak dini. Selain itu, saya juga berharap ini juga bisa diketahui oleh Kementerian Kesehatan termasuk  pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang menangani kesehatan, untuk segera mengambil langkah dalam mengantisipasi penyebaran virus polio positif ini, sehingga tidak banyak menelan korban,” kata Otomi Gwijangge kepada Pasific Pos lewat via telepon, Rabu 3 April 2024.
Menurut Gwijangge, kasus ini merupakan kasus yang sangat langkah dan sangat berbahaya bagi anak anak. Generasi masa depan bangsa harus diselamatkan dari ancaman virus polio.
“Kita harus segera desak pemerintah Kabupaten Nduga untuk sesegera mungkin mengambil langkah untuk bagaimana memutuskan mata rantai penyebaran virus polio positif ini. Karena saya sendiri sudah jadi korban. Kasus ini terjadi pada anak saya sendiri dan hampir satu bulan anak di rawat di Kenyam, lalu kemudian di rujuk ke rumah sakit yang di Timika.  Jadi saya harap jangan lagi ada anak-anak lain yang menjadi korban. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Nduga dalam hal ini Bapak Bupati, jangan tutup mata, tolong segera ambil langkah untuk mengantisipasi kasus ini. Karena anak-anak kita ini merupakan generasi masa depan bangsa yang saat ini tengah terancam nyawanya,” tandasnya.
Lanjut Otomi Gwijangge, paparan virus ini dapat memicu cedera saraf yang berisiko menyebabkan kelumpuhan dan kesulitan bernafas hingga kematian. “Kasus ini kita harus bongkar ke permukaan supaya Kementerian yang menangani bidang kesehatan, dan WHO juga dinas kesehatan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota segera lakukan antisipasi untuk memutus mata rantai virus ini. Karena kasus ini sudah menyebar di Kabupaten Nduga dan itu dialami pada anak saya dan saat ini anak saya korban,” ungkapnya.
Terkait dengan kasus ini, Otomi Gwijangge pun menilai pelayanan kesehatan si Kabupaten Nduga sangat buruk karena membiarkan penyebaran virus polio ini merajalela di Kabupaten Nduga hingga hari ini.
“Akibat dari pembiaran ini terjadi kasus pada anak saya. Anak saya terinveksi atau mengidap virus polia positif, sehingga saat ini ditangani secara konfrenship di rumah sakit Timika. Karena itu pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan untuk segera mungkin mengambil langkah agar virus polio ini dapat dicegah dan tidak lagi menyebar kemana mana. Sehingga kita dapat menyelamatkan anak anak kita yang merupakan generasi masa depan bangsa,” imbuhnya
Dikatakan, hal itu memang sangat penting karena pelayanan kesehatan di Kabupaten Nduga itu merupakan pelayanan dasar seperti ada Pendidikan, Kesehatan yang sangat berhubungan dengan gizi buruk dan lain sebagainya.
“Tapi ini sangat memprihatinkan, bahkan mereka sampai menutup rumah sakit, sehingga kami juga sulit dan belum bisa mendeteksi apa penyebab dari penyakit itu. Saya pikir Pemkab Nduga melalui dinas kesehatan dan Bupati, segera ambil langkah untuk mengecek. Apakah di Kabupaten Nduga ini betul betul terpapar virus polio ini. Karena kami dari Nduga itu, kami juga tidak merasakan apa apa setelah kami cek ternyata betul ada virus polio positif,” ucapnya.
Sekedar diketahui, meskipun penyakit ini sangat rentan dialami oleh anak anak, namun bukan berarti orang dewasa tidak berisiko terpapar penaykit polio ini.
Untuk itu, ia menambahkan, dalam melakukan pencegahan yang tepat,  menjadi tindakan yang efektif untuk menghindari paparan virus penyebab polio. Sebab, biasanya penularan terjadi melalui kontak langsung atau dari makanan.
“Penyebaran virus polio ini menjadi momok yang sangat menakutkan, sehingga perlu penanganan yang serius dan tepat untuk segera mencegah berkembangnya virus tersebut. Untuk itu Kementerian dan WHO segera turun dan lakukan investigasi menyelidiki virus polio ini,” tegas Otomi Gwijangge. (Foto Tiara).