MERAUKE,- Mendapat kesempatan untuk kembali bertemu dengan mahasiswa Unmus di Kota Rusa, mantan Kapolres Merauke, AKBP Ir.Untung Sangaji, M.H turut berbagi kisahnya ketika berhasil membasmi teroris di kawasan Sarinah dan sempat viral pada tahun 2016 silam.
Kisahnya itu mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para mahasiswa. Tidak hanya berbagi kisah, polisi yang sukses dengan program home industrinya itu juga menitipkan pesan moral kepada para mahasiswa sebagai bekal bagi mereka selama menuntut ilmu.
“Saya juga tidak tahu kenapa saya bisa ada di Merauke saat itu, tapi saya yakin bahwa semua itu sudah menjadi jalan Tuhan. Tuhan punya cerita tersendiri sehingga seorang Untung Sangaji bisa sampai di Merauke dan akhirnya saya juga mengetahui ternyata ada teroris di sini,”terang Untung Sangaji di hadapan mahasiswa pada kuliah umum Kajati Papua, Nikolaus Kondomo tentang peran kejaksaan dalam penyelesaian perkara tindak pidana dengan metode restorative justice gedung PKM Unmus, Senin (15/8).
Menurut Untung Sangaji, sudah menjadi kebiasaan dirinya untuk selalu berjaga-jaga dan siaga di tempat ibadah dari semua lini agama. Ia benar-benar mempersiapkan diri dengan optimal termasuk segala perlengkapan yang dibutuhkan.
Untung Sangaji menceritakan pengalamannya saat mengamankan Wihara di Poso yang saat itu juga menjadi sasaran teroris bukan hanya gereja. Bahkan teroris tersebut menyamar menjadi penjual buah-buahan serta ada pula yang meletakkan bom seberat 2 kg di kawasan pasar babi yang menyebabkan banyak korban berjatuhan.
Sama dengan kejadian di Jawa Timur dimana teroris menyamar menjadi jemaat yang hendak beribadah sambil membawa tas berisi bom. “Saya bertugas di sini atas perintah pimpinan karena ada tiga kegiatan yang akan dilakukan saat itu di Merauke pada Bulan Desember, salah satunya upaya makar,”terang polisi yang pernah menghadapi GAM di Aceh ini.
Usai memberikan arahan, Untung Sangaji juga memberikan nasehat kepada para mahasiswa agar selalu menyayangi kedua orang tua, terlebih jika orang tua tinggal terpisah di kampung halaman.
Sebab dirinya yang juga berasal dari kampung dan bisa meraih cita-cita, juga berkat dukungan orang tua. Mimpinya untuk meraih gelar S2 di bidang hukum di salah satu perguruan tinggi di Jakarta dengan predikat cum laude berhasil ia raih. “Saya tidak menyangka bisa berhasil dengan predikat cum laude, namun semua itu bisa diraih karena saya belajar. Judulnya tentang pasukan separatis GAM,”ungkapnya.
Sementara itu Kajati Papua, Nikolaus Kondomo menambahkan bahwa Untung Sangaji benar-benar sosok pemberani dalam menumpas para teroris kala itu. Dengan kemampuannya, Untung Sangaji mampu memonitor setiap pergerakan komplotan teroris yang sedang menjadi target, sejak keberadaan teroris di Makassar hingga akhirnya pergerakan mereka tercium di Merauke. Akhirnya Untung Sangaji berhasil menyelamatkan Gereja Katedral dari incaran teroris. Apa yang telah dilakukan Untung Sangaji memang patut diapresiasi karena demi menyelamatkan banyak orang.
“Kalau dengar tentang bom Sarinah pasti langsung teringat dengan beliau karena beliau yang mengatasinya. Untuk itu saya turut mengajak beliau kali ini karena saya yakin beliau tahu banyak soal kondisi yang ada karena pernah bertugas di sini,”ungkap Kajati.**