Jayapura – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada beberapa bukti yang memperkuat dugaan bahwa varian Covid-19 baru yang pertama kali diidentifikasi di Brasil dan Afrika Selatan bisa lebih mematikan daripada jenis aslinya dari Wuhan China.
Untuk itu, Menkes Budi meminta Pemerintah Papua, untuk bersama-sana menjaga agar tidak masuk, sebab ciri-ciri varian baru penularannya lebih cepat.
“Jadi sampai saat ini kami masih waspada terhadap daerah-daerah yang kasusnya tinggi seperti, India, Afrika, Filipin dan Papua Nugini. Jadi teman-teman jangan sering-sering nyebrang ke perbatasan, karena virus ini ganas,” ungkap Menkes kepada pers disela-sela kunjungan sehari di Jayapura, Selasa, 14 Maret 2021.
Meskipun demikian ia akui, ada sedikit penurunan untuk virus varian baru yang asalnya dari Afrika Selatan dan Brasil, tapi tetap masih efektif.
“Syukurnya varian baru itu belum teridentivikasi di Indonesia. Yang baru masuk varian baru dari Inggris,” jelasnya.
Terkait dengan Vaksinasi Covid di Papua, kata Menkes pihaknya selalu monitor setiap vaknisasi yang dilakukan di masing-masing provinsi.
Menurutnya, untuk Papua sudah 163,100 yang dikasih, dan 86.400 yang sudah disuntikan dosis pertama serta 25.600 di dosis kedua. Dengan demikian masih tersisa stok 50 ribu, sehingga masih bisa terpakai hingga 30 hari ke depan.
“Rencananya kami akan kirim lagi di minggu ketiga April 2021. Jadi teman-teman tidak perlu kuatir terkait ketersediaan vaksin,” katanya.
Ia akui memang ada keterbatasan vaksin di bulan April karena suplay isu (kasus di India tinggi) sehingga vaksin tidak boleh keluar dari sana, makanya kami lebih fokus ke lansia.
“Kenapa lansia? karena mereka kalau terpapar kemungkinan vatalitasnya tinggi, bisa 4 kali lipat lebih lemah dibandingkan rata-rata,” ujarnya.