Jayapura, Gereja Katolik melalui Uskup Keuskupan Jayapura, memberikan seruan kepada umat dalam menghadapi maraknya penyebaran virus Corona.
Uskup Keuskupan Jayapura, Monsinyur Leo L. Ladjar dalam seruannya mengatakan masyarakat dunia panik karena serangan virus korona baru yang diberi nama COVID-19. Virus baru itu yang mulai beraksi di Wuhan, Cina, beberapa bulan yang lalu, menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia. Kini sudah menyebar ke semua benua, kecuali Antartika. Maka WHO memaklumkan keadaan itu sebagai pandemi.
Di negara kita virus itu sudah berkembang di Jakarta, Jawa, Bali dan beberapa provinsi di bagian barat itu. Kewaspadaan meningkat. Pemerintah Papua juga berencana untuk menutup Papua baik untuk yang datang dari luar maupun untuk yang mau keluar Papua. Sementara itu, kepada seluruh masyarakat, Pemerintah menyebarkan berbagai petunjuk menganai cara menghadapi virus itu serta “protokol” penanganannya.
“Saya tidak merasa perlu mengulangi semua petunjuk itu. Tetapi beberapa hal yang lebih umum dan mendasar mau saya sampaikan kepada umat Keuskupan kita,” ujar Uskup
Uskup berpesan agar umatnya mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan Pemerintah. “Jangan bersikap masa bodoh dan hanya mengeluh serta mengeritik pemerintah yang dianggap lamban dan sebagainya,” ujar Uskup.
Dikatakannya pula agar mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kebersihan tubuh, rumah dan lingkungan hidup pasti bisa menghambat virus itu untuk masuk ke tubuh kita sendiri dan ke tubuh orang lain. Makanan yang sehat dan irama hidup yang tertib meningkatkan kekebalan tubuh kita sehingga mampu menolak virus Korona.
Tidak perlu kontak fisik waktu bersalaman, waktu beri salam damai dan ungkapan keramahan lainnya. Perhatikan etiket yang umum waktu berada dan berbicara dengan orang lain misalnya agar air liur atau cairan flu tidak menyembur ke orang lain. Penggunaan masker dan saputangan untuk menutup mulut waktu bicara dan bersin pasti tidak melanggar sopan-santun dalam situasi kini.
Sebaiknya hindarilah pertemuan dan perkumpulan dengan orang banyak, dan tidak bepergian ke tempat-tempat yang sudah terjangkit Korona. Perkumpulan untuk misa dan ibadat lainnya tetap kita jalankan sambil memantau situasi dan mendengarkan petunjuk dari Pemerintah. Tetapi mereka yang merasa kurang sehat dengan gejala yang mencurigakan sebaiknya berdoa di rumah saja dan tidak harus ke gereja.