Jayapura : Tokoh masyarakat Nduga, Otomi Gwijangge, S. Th menduga Kapolda dan Kapolres telah menyembunyikan kejahatan oknum anggota polisi terhadap warga Gereja Kingmi di Tanah Papua, Distrik Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan yang melakukan penganiayaan dan pengrusakan BPH Kantor Klasis dan BPH Sinode Gereja, pada 17 September 2023, lalu.
Untuk itu, sebagai tokoh masyarakat dan juga sebagai warga jemaat Gereja Kingmi di Tanah Papua, Otomi Gwijangge meminta pihak keamanan dalam hal ini Kapolda Papua dan Polres Nduga harus transparan dalam mengungkap kasus tersebut.
“Kami minta, jangan menyembunyikan kejahatan oknum anggota polisi yang sudah melakukan kejahatan. Karena sebagai penegak hukum di negara ini, dalam mengungkap kasus tersebut, harus terbuka secara transparan dan tidak ada yang harus disembunyikan atau ditutup tutupi, sehingga warga jemaat juga puas dan tidak menaruh rasa curiga terus terhadap pihak kepolisian,” tandas Otomi Gwijangge, Kamis 28 September 2023.
Apalagi menurutnya, apa yang dilakukan oknum aparat kepolisian itu adalah satu tindakan yang berlebihan dan dinilai sangat keji.
“Sejumlah hamba Tuhan di periksa tanpa surat ijin, bahkan mereka melakukan penganiayaan terhadap pemimpin gereja. Tak hanya itu, mereka juga melakukan penistaan agama dengan menyebut “Gereja Setan”. Tindakan mereka itu sudah terlalu karena dengan sengaja sudah menunjukkan ujaran kebencian,” ujar Otomi Gwijnagge.
Sebelumnya diketahui, insiden penganiayaan sejumlah hamba Tuhan dan penggrebekan serta pengrusakan Kantor Klasis Kenyam Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua ini diduga dilakukan oleh Tim Gabungan aparat kepolisian dan Satuan Tugas Damai Kartenz 2023, sekitar pukul 23.30.
Otomi mengungkapkan, oknum polisi itu tiba tiba mendatangi sejumlah hamba Tuhan tanpa ada penyampaian surta perintah lalu melakukan tindakan penganiayaan pengrusakan kantor Klasis dan Sinode.
“Pdt. Nataniel Tabuni ditendang hingga giginya copot dan mulutnya berdarah. Perlakuan sadis itu dilkukan oleh Tim Gabungan Aparat Kepolisian dan Satuan Tugas Damai Kartenz 2023. Sementara Pdt. Zakeus Kogoya juga mendapatkan perlakuan yang sama dari tim gabungan itu, dia juga ditendang. Ini keterangan dari para korban dan sekaligus saksi mata dari Pdt. Nataniel Tabuni serta bendahara satu Sinode Gereja Kingmi di Tanah Papua serta Koordinator Penginjilan, ” ungkapnya.
Untuk itu, sebagai anak asli daerah asal Nduga, Otomi Gwijangge menilai, tindakan para oknum aparat kepolisian itu sangat tidak berkeprimanusiaan dan tidak terpuji.
“Mereka tidak pantas dikatakan sebagai pelindung masyarakat, karena apa yang mereka lakukan itu sudah sangat di luar batas sebagai pelindung masyarakat. Ini benar benar kejadian luar biasa dan sangat sadis. Apalagi telah melontarkan ujaran kebencian, “tekannya.
Padahal kata Otomi, sebegai negara yang baik, pihaknya sudah melakukan itu dengan menghargai sesama pemeluk agama lain di daerahnya.
“Kami sebagai warga negara yang baik, kami sangat menghargai antar sesama manusia dan juga menghargai para umat pemeluk agama lain. Tapi dengan adanya kejadian itu juga adanya perkataan “Gereja Setan”, ini sangat menusuk hati kami, dan melukai hati kami. kalimat itu kami anggap perbuatan penistaan agama. Itu tidak benar, apalagi kalimat sadis itu di lontarkan oleh seorang oknum anggota polisi. Untuk itu, Kapolda Papua dan Kapolres Nduga segera tindak tegas anggotanya secara transparan dan terbuka, jangan sembunyikan suatu kebenaran dibalik perbuatan sadis anggotanya. Sebab, sampai hari ini kami tidak terima tindakan para oknum itu, ” tegas Otomi Gwijangge. (Tiara).