MERAUKE,ARAFURA,-Momentum Hari Armada ke-76 merupakan momentum yang sangat tepat bagi segenap jajaran TNI Angkatan Laut untuk merefleksikan diri, melakukan instrospeksi dan evaluasi terhadap pelaksanaan dan pencapaian tugas-tugas yang telah dilaksanakan. Selain itu, peringatan ini merupakan wujud dari upaya pelestarian nilai-nilai kejuangan yang telah diwariskan oleh para pendahulu dalam pengabdiannya untuk melahirkan dan membesarkan Armada RI. Keteladanan dari para sesepuh ini haruslah menjadi pegangan bagi generasi penerus saat ini dan di masa mendatang.
Hal itu dikemukakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asops Danlantamal XI Kolonel Laut (P) Akhmad Alif Saifudin Z, M.Tr.Hanla saat bertindak sebagai Inspektur Upacara pada peringatan Hari Armada Republik Indonesia tahun 2021 lapangan apel Mako Lantamal XI Merauke, Senin (6/12). Lebih lanjut Kasal mengungkapkan, sebagai ksatria pengawal samudera, Armada RI harus mampu menunjukkan kekuatan yang akan menggetarkan lawan maupun kawan. Terlebih pihak-pihak yang berniat untuk merongrong kedaulatan dan mengganggu kepentingan negara di laut. Satu yard-pun tidak akan mundur, karena tidak ada tawar menawar untuk urusan menyangkut kedaulatan dan kehormatan bangsa.
Prinsip ini harus dipegang teguh selamanya, meskipun nyawa yang menjadi taruhannya. Sebagai prajurit Jalasena, Armada RI harus siap setiap saat dalam menjalankan amanat rakyat untuk menjaga lautan nusantara. Karena kita adalah tulang punggung kembalinya kejayaan maritim Indonesia. Seperti yang pernah dikatakan oleh Bung Karno dalam pidatonya, “Bangsa Indonesia tidak bisa menjadi bangsa yang kuat, tidak bisa menjadi negara yang kuat, jika tidak menguasai samudera, jikalau tidak kembali menjadi bangsa maritim”.
Oleh karena itu, bila ingin menjadikan Negara Indonesia yang kuat, armada RI harus mampu mengawal dan melindungi setiap yard lautan nusantara. Kita akan membangun kekuatan armada yang mampu menjaga laut nusantara dari Sabang sampai Merauke. Kekuatan armada yang deru mesinnya terdengar di Laut Mediterania, armada yang ular-ular perangnya berkibar di Laut Natuna Utara, di Selat Malaka, di perairan Ambalat, di Laut Aru dan di setiap jengkal perairan Indonesia.**