‘Jurnalis Merauke Ikut Pelatihan’
MERAUKE, ARAFURA,- Dengan mengikuti pelatihan jurnalistik berbasis perspesktif gender maka para jurnalis diharapkan mendapatkan pemahaman tentang kebijakan-kebijakan yang terkait dengan gender di Indonesia, mampu untuk memetakan isu-isu gender yang ada di sekitar, mampu menganalisis berita yang ditulis sehingga dapat diketahui apakah berita tersebut sudah termasuk sensitif gender atau bias gender.
Tentunya selama ini para jurnalis sudah sering meliput isu-isu gender namun kemungkinan belum menyadari bahwa berita yang ditulis tersebut sudah sensitif atau justru bias gender.
Hal tersebut dikemukakan Dr.Nahria, S.Sos, M.Si selaku Project Leader saat membuka pelatihan jurnalistik berbasis perspektif gender di Hotel Halogen yang berlangsung pada tanggal 12 dan 13 Maret 2020.
Yang tidak kalah penting lagi, pihaknya menginginkan para jurnalis mampu menulis berita yang memiliki sensitifitas gender atau berperspektif gender itu sendiri. Selama mengikuti pelatihan, para peserta akan melakukan praktek penulisan berita dan menerima beberapa konsep dalam rangka memberikan pengetahuan dan pemahaman awal serta apa saja tantangan yang dihadapi oleh jurnalis ketika meliput isu-isu gender.
Lebih lanjut wanita berhijab yang kini menjabat sebagai Koordinator Bidang Isi Siaran KPID Papua dan dosen LLDIKTI Wilayah XIV Papua dan Papua Barat ini mengungkapkan, pelatihan seperti ini telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut dimana tahun 2018 lalu dilaksanakan di Kota Jayapura dengan sasaran para wartawan yang ada di sana, lalu berlanjut pada tahun 2019 dengan membidik para jurnalis yang ada di Timika. Tahun ini giliran para jurnalis yang ada di Biak dan Merauke untuk dilatih yang berasal dari berbagai media, baik media cetak, elektronik maupun online.
Kegiatan ini secara keseluruhan didanai oleh Kedutaan Besar Amerika di Jakarta melalui hibah yang disebut small grant competition yang diberikan kepada alumni dari Amerika Serikat. Dirinya sendiri merupakan alumni dari negara tersebut yang mengikuti Program SUSI pada tahun 2016 lalu.
“Tahun ini merupakan tahun ketiga saya bersama tim diberikan kepercayaan untuk melatih rekan-rekan jurnalis. Adapun alasan mengambil tema mengenai gender karena kami sangat berharap para peserta pelatihan dapat memperoleh pemahaman yang komperehensif, bagaimana gender dikonstruksi secara sosial,”pungkasnya.