MERAUKE,ARAFURA,-Di masa pandemi Covid 19 seperti sekarang ini, tidak dapat dipungkiri jika berbagai sendi kehidupan ikut terpengaruh termasuk di sektor ekonomi. Masyarakat harus dapat bertahan dan melanjutkan hidup mereka meskipun masih diperhadapkan dengan kondisi yang serba sulit dimana pandemi hingga saat ini belum berakhir. Salah satu yang merasakan dampak besar adalah para pelaku UMKM termasuk pelaku usaha kecil yang ada di ujung timur Indonesia, yakni di Kabupaten Merauke. Mereka harus berjuang keras agar usahanya tetap bertahan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara optimal.
Salah satu pelaku UMKM yang masih survive adalah Sri Juhari, seorang wanita asal Jawa yang merantau ke Merauke dan sekarang masih aktif menjalankan usahanya dengan mengusung brand SJ FOOD MERAUKE dan fokus menggunakan bahan dasar dari hasil laut terutama ikan. Kepada ARAFURA News di sela-sela pameran ikan hias dan olahan produk ikan di Rumah Kopi D’Waroeng belum lama ini, Sri mengemukakan bahwa dirinya sangat merasakan dampak dari pandemi dimana omset yang diperoleh menurun drastis. Hal ini disebabkan jumlah pesanan yang masuk mengalami penurunan sehingga ia tidak bisa memproduksi dalam jumlah banyak seperti waktu-waktu normal.
“Dengan melandanya pandemi ini saya sangat merasakan dampaknya namun saya tetap berupaya untuk bertahan agar tidak semakin terpuruk. Apalagi saya mengelola usaha di bidang kuliner sehingga tidak boleh berhenti berinovasi hanya karena adanya pandemi. Tapi tetap saja pendapatan yang diperoleh sangat minim,”jelasnya Sri. Lebih lanjut ia mengungkapkan, penurunan omset bisa mencapai 50% sebab jika kondisi normal, ia bisa kebanjiran pesanan hingga keluar daerah. Banyaknya pesanan membuat Sri harus terus berproduksi untuk memenuhi pesanan para pelanggannya. Penurunan omset mulai ia rasakan sejak Maret 2020 lalu dan hingga sekarang belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Jika sebelumnya ia bisa melayani pesanan hingga 5 kg maka sekarang menurun hanya 2 kg bahkan pernah hanya ½ kg. Sri juga tidak dapat mengolah bahan baku terlalu banyak sehingga yang biasanya 20 kg kini menurun menjadi 5 kg saja
Penurunan pesanan meliputi beberapa jenis produk yang ia pasarkan, mulai dari bakso ikan, pilus ikan, mpek-mpek, lele Sangkuriang bumbu, bakso ayam, bakso rusa, bakso sapi dan lain sebagainya. Sri memang telah mengembangkan jenis produknya dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang ada di daerah ini. Sri juga berupaya untuk memperhatikan nasib karyawannya, meskipun hanya satu orang namun ia berupaya untuk memperhatikan kesejahteraan karyawannya agar dapat memiliki penghasilan di tengah pandemi. Untuk mengatasi minimnya pesanan, Sri membuka usaha warung makan yang menurutnya cukup laris. Namun karena masih pandemi maka ia lebih banyak melayani pesanan secara online dan pihaknya yang akan mengantarkan langsung ke pelanggan.