JAYAPURA,- IJTI Koorwil Papua – Maluku dan Aliansi Jurnalis Independen Kota Jayapura meminta media massa baik di daerah maupun di Jakarta lebih berhati-hati dalam memberitakan terkait kondisi Papua khususnya di Kota Jayapura yang saat ini situasinya terus memanas menyusul penetapan tersangka terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe oleh KPK dan adanya perkelahian antara warga di Kota Jayapura.
Koordinator Wilayah Papua-Maluku Ikatan Jurnalis Tv Indonesia Chanry Suripatty di dampingi Ketua dan Sekretaris IJTI Papua Meirto Tangkepayung dan Riyanto Nae di Kota Jayapura menghimbau agar Jurnalis dan media massa di Papua dan Jakarta lebih mengedepankan pemberitaan yang menyejukkan dan edukatif agar tidak memperkeruh suasana.
” Jurnalisme damai tidak akan menghilangkan fakta namun lebih menonjolkan pemberitaan yang bisa menurunkan tensi konflik dan memberikan solusi,” ungkap Chanry.
IJTI juga meminta kepada pemerintah dan tokoh masyarakat diimbau untuk menyebarkan perdamaian dan menenangkan warga dari kemungkinan hasutan yang bisa memprovokasi massa.
IJTI juga berharap media massa untuk lebih memberikan informasi yang objektif tentang kondisi yang sedang terjadi.
Terkait penegakan hukum terhadap Gubernur Papua pada prinsipnya IJTI berpendapat pemberitaan media massa juga lebih mengedepankan asas praduga tak bersalah terhadap penetapan tersangka kepada Gubernur Papua. Selain itu, media massa juga memberikan ruang kepada Gubernur Papua dalam menyampaikan kondisi kesehatannya saat ini.
Terkait adanya keributan antara dua kelompok yang terjadi di wilayah Koya dan pasar Youtefa menurut Chanry, media massa harus dapat memberitakan secara objektif dan tidak mengaitkan dengan proses hukum yang tengah di hadapi oleh Gubernur Papua.
Kejadian keributan tersebut murni adalah masalah pidana dan tidak ada sangkut pautnya dengan proses hukum yang tengah dihadapi Gubernur Papua. Mendukung aparat Kepolisian dan TNI dalam penanganan situasi di Papua yang aman dan damai.
Maraknya isu – isu yang berpotensi sara, diharapkan media massa dapat menjauhkan hal tersebut dalam pemberitaan. Tetap menjaga situasi kondusif di Papua yang merupakan tanah penuh damai.
Sementara itu Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura Lucky Ireeuw yang didampingi Kabid Advokasi Fabio Lopez menyerukan insan pers di tanah Papua dalam menciptakan produk jurnalistik yang mengedepankan fakta dan netral terkait kasus hukum yang menimpa Gubernur Papua Lukas Enembe.
Situasi di Papua saat ini sangat berpotensi konflik apabila media massa tidak bijak dalam memberikan informasi kepada masyarakat terkait kasus tersebut. Seperti pepatah latin, “calamus gladio fortior” yang berarti pena lebih tajam dari pedang.
AJI berharap para jurnalis baik media cetak, online, radio dan televisi agar lebih mementingkan produk jurnalistik yang tidak memicu konflik antar berbagai pihak khususnya konflik suku ras dan agama.
“Marilah kita turut berkontribusi untuk mewujudkan Papua tanah damai. Janganlah memicu konflik dengan menyebarkan informasi bohong kepada masyarakat,” harap Lucky.