Jayapura : Anggota DPR Papua, Apeniel Ezra Sani, SSos mengapresiasi Presiden RI, Ir. Joko Widodo, yang kini kembali berkunjung ke Papua untuk kesekian kalinya. Tentu, kedatangan Jokowi ke Bumi Cenderawasih ini, akan membuat rakyat Papua senang, karena Presiden bukan saja sekali berkunjung, tapi sudah lebih dari 10 kali melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Tanah Papua.
Namun Legislator Papua ini meminta, kunjungan Presiden Jokowi kali ini diminta untuk membuka ruang dialog dengan rakyat Papua, tokoh-tokoh Papua untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di Papua.
Bahkan, Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu berharap, kedatangan Presiden Jokowi ke Papua, harus mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di Papua. Sehingga bukan hanya sekedar melakukan kunjungan kerja atau acara seremonial belaka saja.
“Orang Papua tahunya, kedatangan Presiden Jokowi ini, masalah-masalah yang terjadi di Papua harus diclearkan atau diselesaikan, termasuk pelanggaran HAM,” kata Apeniel Sani sapaan akrabnya, kepada Wartawan belum lama ini di Jayapura.
Apalagi, kata Apeniel Sani, ada banyak permasalahan pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang hingga hari inj belum tuntas, kasus pembunuhan terhadap warga sipil masih terus terjadi di Papua juga permasalahan lainnya.
“Untuk itu, kami berharap, kedatangan beliau kali ini bukan hanya mencari sensasi di masyarakat, tapi kalau bisa Presiden buka dialog untuk mencari solusi terhadap berbagai permasalahan di Papua,” tandas Apeniel Sani.
Pasalnya, ungkap Apeniel Sani, ada berbagai kasus di Kabupaten Intan Jaya, Nduga, Puncak, Yahukimo dan Jayawijaya, tapi hingga kini belum selesai.
“Kenapa haru ada perang terus? Siapa oknum dibalik itu semua. Presiden harus tahu dan segera membuka ruang dialog untuk mencari solusinya,” tekannya.
Apalagi lanjutnya, saat ini ada kasus Fredy Sambo yang kini mencuat, sehingga ini harus menjadi pemicu untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi Papua. Karena dampak dari permasalahan kasus Fredy Sambo itu dan semua yang terjadi saat ini, membuat nama negara menjadi tercoreng.
“Nah, itulah bagaimana Presiden membuka ruang dialog untuk mencari solusi terbaik. Jangan sampai ada kematian. konflik dan pertikaian terus di Papua ,” imbuhnya.
Kendati demikian. Apeniel Sani berharap, Presiden Jokowi juga memperhatikan kesehatan di Papua, terutama RSUD Jayapura. Apalagi, saat ini penuh dengan pasien yang berobat, hingga harus antri cukup panjang untuk mrndapatkan penanganan medis.
“Antriannya tadi saya lihat dampai 300 pasien, bahkan sampai kertas antrian habis, sehingga masih banyak warga yang tidak terlayani. Itu artinya, ada yang harus dibenahi fasilitas kesehatan di Papua ini, terutama RSUD Jayapura sebagai rumah sakit rujukan dan wajah kesehatan di Papua. Namun jika pelayanannya masih seperti ini ya kita sangat prihatin dan susah,” ketusnya.
Namun Apeniel Sani mengaku, jika dirinya sempat berdiskusi dengan paramedis di RSUD Jayapura terkait pasien yang cukup banyak dan operasi harius menunggu berhari hari. Ini tentu sangat membahayakan nyawa pasien.
Untuk itu, Anggots Komisi IV DPR Papua bidang Infrastruktur ini menambahkan, jika saat ini RSUD Jayapura sangat butuh bangunan khusus untuk spesialis bedah dan tambahan dokter spesialis bedah yang saat ini masih sangat minim.
“Jadi, Presiden Jokowi juga harus memperhatikan RDUD Jayapura, termasuk fasilitas dan SDM. Kita tidak bisa harapkan Dana Otsus, karena itu sudah habis terbagi bagi,” tutup Apeniel Sani. (Tiara).