Jakarta – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus optimistis mampu menjaga kinerja positif dan berkelanjutan di masa depan.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso pada acara Public Expo Live 2021 yang diselenggarakan pada Kamis (9/9/2021).
Sunarso mengungkapkan, terdapat dua strategi utama penopang utama kinerja BRI sehingga mampu bertahan tengah hantaman pandemi.
“Pertama, BRI aktif melakukan review terhadap infrastruktur baik dari protokol kesehatan, kebijakan penyaluran dan restrukturisasi kredit, serta mengembangkan produk dan layanan yang adaptif terhadap perubahan perilaku masyarakat. Kedua, disiplin membentuk pencadangan kredit yang memadai untuk memitigasi dampak pandemi pada kualitas kredit,” urai Sunarso.
Strategi tersebut terbukti berhasil, hal tersebut tercermin dari kinerja perseroan yang mampu mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal II tahun 2021, baik dari sisi Balance Sheet maupun Profitabilitas.
Secara bank only, total Aset BRI mencapai Rp1.411,6 Triliun atau tumbuh 7,8 persen YoY dan penyaluran kredit mencapai Rp912,1 triliun atau meningkat 5,0 persen YoY, lebih baik dibandingkan pertumbuhan industri perbankan nasional yang sebesar 0,6 persen.
“Pertumbuhan kredit BRI tersebut didorong segmen Mikro yang tumbuh 17,0 persen YoY, disumbang oleh penyaluran KUR Mikro yang mencapai Rp87 Triliun sepanjang 2021, sehingga komposisi Kredit Mikro naik menjadi 40,2 persen dari Q2 2020 sebesar 36,1%. Hal ini sejalan dengan aspirasi kami untuk meningkatkan komposisi kredit mikro minimal 45 persen di tahun 2025,” imbuh Sunarso.
Profitabilitas BRI sampai dengan Kuartal II 2021 mampu tumbuh positif, dimana laba bersih BRI tumbuh sebesar 22 persen YoY menjadi Rp12,45 triliun dan Net Interest Income (NII) tercatat sebesar Rp46,35 Triliun atau tumbuh 34,2 persen YoY. Di tengah kondisi yang menantang ini, BRI tetap optimistis mampu menjaga pertumbuhan yang kuat dan sustainable di masa yang akan datang sebagai strategi Securing Strong and Sustainable Future Growth.
“Inisiatif utama kami dalam menjaga pertumbuhan yang sustainable tersebut adalah dengan melakukan pembentukan Ekosistem Ultra Mikro. Pembentukan Ekosistem ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang kami yaitu BRIVolution 2.0, yang berfokus pada enam tema transformasi, dan salah satunya adalah Creating New Growth Engine,” urai Sunarso.
Melalui Ekosistem Ultra Mikro, BRI bersama dengan Pegadaian dan PNM memiliki aspirasi untuk menciptakan integrated journey bagi pengusaha ultra mikro, yang juga akan menjadi embrio pertumbuhan di segmen Mikro dan Kecil.
Nantinya, PNM melalui model bisnis Group Lending-nya memberikan program pemberdayaan kepada nasabah yang unfeasible dan unbanked untuk menjadi pengusaha ultra mikro yang lebih independent.
Selanjutnya, saat nasabah PNM sudah menjadi feasible dengan kapasitas bisnis yang meningkat, dapat ditawarkan produk Ultra Mikro BRI dan Pegadaian. Tujuan akhir dari Integrated Journey dalam Ekosistem Ultra Mikro ini adalah dimana nasabah UMi dapat berkembang menjadi pengusaha dengan kapasitas bisnis yang lebih matang dan siap naik kelas ke segmen Mikro.
Untuk memperkuat ekosistem bisnis ultra mikro dan mikro yang menjadi fokus utama BRI, perseroan telah mengimplementasikan strategi “Hybrid Bank Model” dengan mengintegrasikan core strengths atau kekuatan utama BRI.
Kekuatan utama BRI tersebut diantaranya jaringan fisik yang tersebar luas di seluruh Indonesia dengan dukungan lebih dari 9200 jaringan kantor, 220 ribu jaringan e-channel dan 465 ribu Agen BRILink, 37 ribu loan officer yang juga berperan sebagai financial advisor bagi nasabah serta digital capabilities BRI dengan dukungan digital business process seperti BRISPOT.
“Melalui seluruh strategi dan inisiatif tersebut serta didukung pengelolaan modal yang optimal, kami yakin BRI mampu mencapai visi untuk menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion di tahun 2025,” pungkas Sunarso. (Red)