MERAUKE,ARAFURA,-Anggota Komisi IV DPR RI, H.Sulaeman L.Hamzah dikenal sebagai sosok wakil rakyat yang tidak hanya memiliki kepedulian tinggi kepada masyarakat tetapi juga sangat cekatan dalam bertindak dan tidak pernah menunda-nunda pekerjaan yang memang dinilai penting khususnya jika sudah menyangkut nasib masyarakat. Seluruh masukan dan keluhan yang disampaikan masyarakat langsung ia tindak lanjuti sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat.
Seperti yang kembali ia lakukan di Swiss-Belhotel Senin lalu, Sulaeman kembali memanggil sejumlah instansi terkait guna membahas dan mendiskusikan beberapa permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat selama ia mengadakan reses di Kabupaten Merauke. Adapun pihak-pihak yang hadir antara lain mitra Bulog, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Tanaman Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Karantina Pertanian dan pihak distributor. “Basisnya komisi IV ada di sini, baik sektor pertanian, kelautan dan perikanan serta lingkungan hidup yang juga memiliki keterkaitan erat dengan mitra lain mengingat dari waktu ke waktu kita selalu diperhadapkan oleh berbagai persoalan yang bervariasi,”ujar pria yang selalu tampil dengan kacamatanya ini.
Sulaeman menjelaskan, Merauke menjadi salah satu kabupaten yang selalu dijadikan bahan diskusi menarik di senayan dimana seluruh aspirasi masyarakat yang masuk ke senayan dikoordinir oleh Rumah Aspirasi. Ia berharap seluruh mitra yang hadir dalam pertemuan tersebut dapat bersinergi membantu pemda dalam memajukan pembangunan di daerah ini. “Saya merasa penting untuk kita duduk bersama dan mendiskusikan beberapa hal yang tengah difokuskan di masing-masing dinas sehingga menjadi titik terang terkait dengan apa yang saya temukan di lapangan dan selanjutnya bisa kembali saya suarakan ke pusat.
Dengan begitu hal-hal yang kurang dapat disempurnakan menjadi lebih baik,”jelasnya. Sementara itu Kepala Perum Bulog Sub Divre Merauke, Inung Tri Afandi mengemukakan bahwa pada tahun 2021 pihak Bulog telah melakukan penyerapan hingga 390 ton, tepatnya di awal Maret. Namun yang menjadi kendala adalah tidak seimbangnya antara penyerapan dan penyaluran. Pada saat panen rendengan seperti sekarang ini masalah yang timbul adalah kadar air karena proses pengeringan yang belum maksimal. Jika petani memaksakan untuk tetap melakukan proses penggilingan maka akan sangat berpengaruh pada kualitas beras karena banyak yang patah.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Merauke, Leonard H.Rumbekwan mengungkapkan bahwa beberapa aspirasi yang sudah disampaikan oleh masyarakat kepada pihak dinas cukup banyak, antara lain mengenai aktifitas penangkapan ikan di wilayah pesisir namun di satu sisi, masyarakat lebih dominan mengambil hasil tangkapan sampingan. Dalam hal ini berupa gelembung ikan sebab gelembung memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil tangkapan utama berupa ikan. “Adapun kendala yang dihadapi kami mulai dari Distrik Tubang, Waan hingga Tabonji adalah tangkapan ikan yang banyak dibuang dan tidak diolah dengan baik oleh pelaku perikanan karena minimnya prasarana untuk pengolahan hasil ikan,”ujarnya.