“Teror ini dilakukan oleh kelompok yang tidak bertanggungjawab,” tandasnya.
Sebab kata Sekda, aksi tersebut merupakan tugas dan wewenang aparat kemanan baik Polri maupun TNI untuk melakukan konsolidasi terhadap kelompok ini.
Disiunggung mengenai adanya siswa-siswi yang terancan tidak mengikuti ujian nasional akibat mengungsi, katanya, Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Papua sudah menurunkan tim melihat kondisi objektif dilapangan.
“Jika ada anak-anak sekolah yang pengungsi, kita akan akomodir pada satu tempat untuk bisa mengikuti ujian. Pemprov mempunyai kewajiban untuk melihat kondisi tersebut,” katanya.
Sementara itu Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob mengatakan aksi teror yang dilakukan oleh KKB kepada penduduk setempat sejak pekan lalu.
Akibatnya, sebanyak 1.572 orang sudah dievakuasi ke Kota Mimika. Mereka dari kampung Pitawak, Kimbeli, Banti 1, dan Banti 2. Ribuan orang itu mengungsi memakai bus milik perusahaan tambang Freeport.
Mereka ditampung sementara di halaman Gereja Rehobot. Sebagian ada yang memilih tinggal di rumah sanak saudaranya. “Pemerintah daerah sangat berharap situasi ini segera berakhir,” harapnya.