Jayapura – Manajemen Persipura Jayapura resmi mengakhiri kerja sama dengan dua pemain senior, Boaz Solossa dan Yustinus Pae. Kedua pemain senior tersebut terbukti lakukan tindakan indisipliner. Keputusan ini tentu mengejutkan public, namun keputusan ini harus diambil untuk kepentingan tim “Mitiara Hitam” julukan Persipura Jayapura kedepan.
Dalam Press Release manajemen Persipura Jayapura yang diterima redaksi, Senin (5/7/2021) malam, Ketua Umum Persipura Jayapura menyampaikan bahwa secara pribadi lepas pribadi kami tidak punya masalah apapun dengan Bochi (Boaz) maupun Tipa (Tinus Pae), mereka adalah anak-anak kami dan adik-adik kami, ini murni kebijakan Manajemen dan masukan para Pelatih, atas pelanggaran atau tindakan indisipliner.
“Sebenarnya kami rencanakan meeting hari Selasa besok, tetapi isu yang beredar makin melebar dan dipenuhi tuduhan-tuduhan tanpa dasar kepada manajemen, oleh karena itu kami berusaha percepat malam ini untuk penjelasan dan keputusan manajemen. Kami juga putuskan untuk menyampaikan penjelasan dan keputusan ini ke publik karena sudah begitu banyak isu dan tuduhan yang berkembang di sosial media padahal manajemen belum bicara apapun,” jelasnya.
Tomi Mano mengatakan, tidak ada satupun keputusan Manajemen yang diambil hanya berdasarkan pemikiran satu atau dua orang saja, apalagi untuk kasus sebesar ini, kami sangat berhati – hati, keputusan kami memulangkan Bochi dan Tipa, adalah keputusan seluruh Manajemen dan masukan dari berbagai pihak yang terlibat langsung didalam tim, dan waktu itu kami meminta Manejer, Direktur Utama dan Pelatih untuk sampaikan keputusan itu kepada mereka berdua di Hotel Kartika Chandra Jakarta.
“Kenapa saya menjawab tidak tahu soal itu saat ditanya wartawan, karena Manajemen juga sudah sepakat untuk tidak mengumbar hal ini ke media, banyak yang jadi pertimbangan kami saat itu, salah satunya status Bochi yang juga sebagai Duta PON, dan saat itu sedang ramai polemik terkait Icon PON, kami khawatir ada dampak lain kalau ini tersebar di media, sesungguhnya kami tidak mau publik mengetahui hal ini, karena ini bukan hal yang positif, kami tetap berusaha jaga nama baik mereka sebagai seorang profesional, biarlah ini menjadi konsumsi internal kami saja, kami hargai mereka berdua sebagai bagian penting dari sejarah dan prestasi tim ini,” jelasnya.
Lanjutnya, apakah hal – hal indisipliner ini sudah sering terjadi? Ya benar, para pemain atau ofisial yang berada dan pernah berada di tim ini pasti tahu itu, silahkan tanyakan saja kalau kami dianggap berbohong, hampir setiap tahun hal ini terjadi, berlangsung terus menerus, dan kami selalu sabar serta mentolerir pelanggaran mereka itu, apakah kami tidak hargai mereka? kami terlalu sayang, terlalu hormat, dan terlalu menghargai mereka, sampai kami rela disindir oleh pihak lain karena dianggap ‘terlalu lemah’ sama mereka, tetapi kami tetap sabar dan itu karena kami hormati mereka, kami terus menunggu mereka berubah, banyak pemain muda kita yang jadikan mereka sebagai contoh, tapi hal itu terus berlanjut tidak ada perubahan, hanya karena rasa hormat dan begitu hargai mereka, kami sabar, sabar dan sabar, Tuhan Yang Maha Tahu segalanya, tetapi untuk kali ini bagi kami sudah kelewatan.
Dimulai dari kejadian di Kediri waktu pencoretan salah satu pemain muda dan sanksi kepada 2 pemain muda lainnya, saat itu Tim Pelatih memanggil 4 pemain senior (Boaz, Tinus, Ian, Ricardo) dan meminta tanggapan mereka terkait hal indisipliner tersebut, mereka berempat sepakat untuk sanksi atas pelanggaran indisipliner, sayangnya baru beberapa hari kemudian mereka melakukan pelanggaran yang sama, bahkan sampai saat ujicoba melawan Persita, hal itu terjadi, ini yang membuat kami sangat kecewa, baru saja kita coret pemain karena indisipliner, tiba-tiba mereka lakukan, apa maksudnya? ini seperti menampar muka kami, manajemen seperti tidak dihargai sama sekali, dan hal lain yang kagetkan kami adalah selama ini rupanya ada upaya untuk mengajak pemain lain untuk terlibat, kan bisa mengganggu kondisi tim, ini juga sangat kita sayangkan.
Menurut Tomi Mano. Manajemen sama sekali tidak berpikir untuk menggantung atau apapun namanya, apa untungnya buat kami bila lakukan hal itu? Tidak ada untungnya sama sekali, jadi tidak benar, kami baru bisa mengambil keputusan saat seluruh manajemen ada dalam rapat, karena semua harus berikan masukan dan pertimbangan, dan kami juga harus mendengarkan dan mengumpulkan masukan saran lain, sayangnya rapat belum kami lakukan ternyata kami sudah disudutkan dan dituduh macam-macam di sosial media.
Oleh karena itu, kami putuskan untuk perlu menjelaskan dasar dan alasan dari kebijakan yang kami ambil, dan dengan sangat berat kami juga telah memutuskan untuk melepas kedua pemain, Bochi dan Tipa, kami sangat hormati dan hargai kalian berdua, dan terimakasih atas kebersamaan selama ini, tidak tertutup kemungkinan suatu saat Tuhan menyatukan kita kembali, kami doakan yang terbaik buat Bochi dan Tipa di klub yang baru, pemain dengan kualitas seperti mereka akan gampang dapatkan tempat, klub seperti kami justru akan kesulitan dapatkan pemain sekualitas mereka, tetapi ada yang harus kami jaga juga, yaitu tim ini, pelatih, pemain, ofisial dan suasana harus kondusif, inilah yang harus kami tetapkan untuk kebaikan bersama.
Selain itu, ada pendapat juga terkait evaluasi manajemen, apa yang mau kami evaluasi, kami yang paling memahami kinerja orang di manajemen, orang diluar tidak tahu apa-apa, tidak ada kesalahan atau pelanggaran yang terjadi di manajemen, kami selalu awasi dan arahkan manejemen, orang lain yang berbuat pelanggaran masa manajemen yang dievaluasi.
“Saran saya, perlu mendapatkan informasi akurat dari berbagai sumber sebelum menjustifikasi sesuatu, jangan mudah terpengaruh dengan pembentukan opini, terimakasih,” jelasnya.