Jakarta – PT PLN (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah memberi bantuan usaha serta pendampingan kepada kaum disabilitas untuk bisa mandiri dan berdaya. Hingga triwulan III 2023, sebanyak 3.419 orang dari kelompok disabilitas telah mengikuti program pendidikan dan pemberdayaan dari PLN.
Dari total jumlah tersebut, 2.727 penyandang disabilitas di antaranya telah berpartisipasi aktif dalam program pendidikan yang disediakan PLN. Dengan ini diharapkan mereka dapat mengembangkan potensi dan keterampilannya agar semakin mandiri serta meningkatkan kemampuan daya saingnya di masyarakat.
Sementara, 692 orang kaum disabilitas bahkan mendapatkan bantuan pelatihan ketrampilan serta modal usaha dari PLN. Program pemberdayaan ini setidaknya mampu menyerap 109 orang tenaga kerja dari kaum disabilitas.
Seperti dialami kelompok Usaha Mikro Kecil (UMK) Batik Ciprat yang sejak tahun 2022 didukung dan dibina oleh PLN. Beranggotakan 9 pekerja kaum disabilitas serta 3 orang pendamping, usaha Batik Ciprat semakin berkembang berkat bantuan alat membatik, pelatihan, sertifikasi hingga pemasaran produk dari PLN.
Pengelola Batik Ciprat, Yoyok Ernowo menyampaikan, dukungan dan bantuan PLN membuat rumah produksi batiknya terus berkembang dan bertumbuh omzetnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada PLN karena sudah memberikan bantuan kepada kami untuk membuat rumah produksi baru yang sangat luas manfaatnya, sehingga berhasil mengembangkan usaha kami. Hasil produk batik Ciprat dari rekan-rekan difabel di kampung kami semakin maju dan dikenal,” kata Yoyok.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, program pemberdayaan kaum disabilitas merupakan inisiatif PLN untuk memberikan dukungan dan kesempatan kepada kelompok rentan agar lebih mandiri. Meski memiliki keterbatasan, PLN terus mendorong kaum disabilitas untuk terus semangat belajar serta berani memulai, mengembangkan dan mengelola usaha sendiri dengan baik.
“Program ini berfokus pada memberdayakan kaum rentan disabilitas agar dapat mandiri secara ekonomi dan sosial, serta meningkatkan inklusi mereka dalam kegiatan ekonomi dan masyarakat,” tutur Darmawan.
Dari program ini, Darmawan berharap kaum disabilitas dapat memanfaatkan akses-akses usaha yang ada untuk menopang kemandirian ekonominya. Sehingga, manfaat yang diperoleh tidak berhenti pada diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.
“Program ini dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan kaum rentan sehingga mampu meningkatkan kompetensi mereka dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mandiri dan berperan di masyarakat,” pungkas Darmawan.