Jayapura – Dari hasil kunjunga kerja Komisi (Kunker) Komisi V DPR Papua bidang Pendidikan dan Olahraga ke Sekolah Menengah Atas Negeri Khusus Olaharaga (SMANKOR) Jayapura, yang berdiri sejak tahun 2012 lalu, terungkap jika sekolah tersebut sangat membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Apalagi menyangkut dengan anggaran.
Kunjungan ini dalam rangka kegiatan pengawasan Komisi V DPR Papua di SMANKOR, yang dipimpin Wakil Ketua Konisi V DPR Papua, Kamasan Jack Komboy didampingi Sekretaris Komisi V DPR Papua, Fauzun Nihayah, dan Anggota Komisi V DPR Papua, Natan Pahabol, Yohanis Ronsumbre dan Hengky Payage.
Bahkan dalam Kunker itu, terlihat, masih ada sejumlah sarana dan prasarana yang ada di sekolah itu, namun belum selesai dan belum memadahi.
Dalam pertemuan itu, Kepala SMANKOR Jayapura, Yan Ayomi mengungkapkan jika SMANKOR Jayapura yang berdiri sejak 2012 dan memulai proses belajar mengajar tahun 2013 sampai 2021. Bahkan, sudah mengeluarkan 5 angkatan dengan jumlah siswa yang diluluskan 121 orang.
“Persoalan, kalau SDM di sini sudah ok, karena pelatih, guru, atlet sudah siap. Yang penting disini, bagaimana gubernur dan legislative untuk membantu sekolah ini, terutama dari proses pembiayaan yang menjadi masalah,” ungkap Yan Ayomi saat menerima Kunjungan Komisi V DPR Papua dalam rangka pengawasan di SMANKOR Buper, Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Senin (26/07).
Bahkan, Yan Ayomi juga membeberkan, jika sampai saat ini, pelatih belum dibayar dengan baik. Termasuk operasional belum memadahi, asrama yang belum maksimal. Bahkan transportasi sekolah juga tidak ada.
Sehingga lanjut Yan Ayomi, sepanjang 5 tahun ini, ketika ada kegiatan olahraga latihan atau persahabatan, terpaksa harus menyewa kendaraan untuk anak-anak sekolah.
“Sedangkan operasional disini hanya 6 bulan sekali terima sebesar Rp 400 juta. Belum yang lain. Uang Rp 400 juta mau dapat darimana? Karena ini sekolah khusus olahraga. Sedangkan, sekolah ini membutuhkan pembiayaan yang besar. Dalam 1 tahun butuh sekitar Rp 7 miliar baru,” kata Yan Ayomi.
Apalagi lanjutnya, guru – guru yang ada di SMANKOR Jayapura semua masih guru kontrak, belum ada PNS. Rumah dinas untuk para guru juga tidak ada, sementara tempat tinggal mereka jauh dari sekolah.
Padahal kata Yan Ayomi, hampir semua yang sekolah di SMANKOR ini adalah anak-anak asli Papua dari 11 kabupaten/kota di Papua dan Kota Sorong. Anak-anak Papua di sini luar biasa, karena secara alami memiliki talenta-talenta olahraga, sehingga tdak perlu cari atlet dari luar karena Papua sudah ada.
“Tinggal proses pembiayaan saja, ketika pembiayaan berjalan baik, emas, perak dan perunggu yang kita inginkan ke depan, pasti akan tercapai,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Wakil Ketua Komisi V DPR Papua, Kamasan Jack Komboy menjelaskan~ jika kunjungan Komisi V DPR Papua ke SMANKOR karena melihat sangat penting, apalagi bicara regenerasi atlet – atlet Papua.
Politisi Partai Hanura itu mengatakan, jika pihaknya menyayangkan dengan kondisi SMANKOR Jayapura saat ini. Sebab, banyak fasilitas yangs udah tidak mumpuni di dalamnya.
“Jadi, Pemprov Papua memiliki SMANKOR dan PPLP. SMANKOR gedungnya dibangun APBN lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang sangat memenuhi syarat, tapi kenyataan yang kita lihat didalamnya itu fasilitasnya sudah tidak mumpuni didalamnya tempat tidur tidak ada, kamar mandi air sudah tidak mengalir dan selama ini fasilitas instalasi air tidak berjalan dengan baik,” ungkap Jack Komboy
Padahal, kata Jack Komboy, Pemprov Papua lewat Gubernur telah menyampaikan bahwa Provinsi Papua sebagai provinsi olahraga terutama untuk atletik dan sepakbola.
Oleh karena itu, kata Jack Komboy Komisi V DPR Papua berharap ada perhatian dari Pemprov Papua terhadap SMANKOR Jayapura. Sebab, mereka tidak lagi memiliki fasilitas olahraga, padahal 60 persen pelajarannya praktek langsung di lapangan.
“Sebenarnya fasilitas yang disiapkan untuK SMANKOR itu, ada di IPDN Papua dulu. Tapi, sekarang sudah diberikan kepada IPDN, akhirnya mereka sekarang tidak ada fasilitas penunjang olahraga dan akhirnya mereka sewa tempat,” kata Jack sapaan akrab mantan pemain sepak bola Persipura.
Untuk itu tandas Jack Komboy, hal ini harus jadi perhatian serius bagi Pemprov Papua, karena SMANKOR ini merupakan sekolah berpola asrama, namun sejumlah kendala masih menjadi permasalahan mereka, padahal merupakan sekolah pola asrama, tetapi belum berjalan dengan baik.
“Jadi, kita minta kepada Dinas Pendidikan untuk coba ada perhatian khusus terhadap SMANKOR itu.
Termasuk operasional mereka, tidak berjalan dengan baik, sampai hari ini,” tandas Jack Komboy.
“Kami juga berharap nanti ada bus – bus yang digunakan pada event PON bisa dihibahkan kepada SMANKOR dan PPLP, sehingga bisa bermanfaat bagi mereka pada saat melakukan praktek-praktek di lapangan,” timpalnya.
Komisi V DPR Papua pun berharap agar
ada perhatian terhadap SMANKOR, karena target mereka adalah pembinaan atlet sejak dini, bukan saja untuk PON tahun ini, tetapi juga di tahun 2024, bahkan untuk mempersiapkan menghadapi Olimpiade, sehingga tidak usah mencari atlet dari luar.
Selain itu, Komisi V DPR Papua juga berharap perlu diskusi atara DInas Pendidikan dan Disorda terkait PPLP dan SMANKOR untuk bagaimana disatukan saja.
“Alangkah eloknya dijadikan satu sehingga kurikulum atau akademik 40 persen diurus oleh Dinas Pendidikan, sedangkan 60 persen olahraga diurus Disorda. Jadi saya harap ke depannya bisa menjadi satu, sehingga tidak lagi, anggaran keluar di dua tempat atau wilayah yang sebenarnya sama antara PPLP dan SMANKOR,” (Tiara).