Jayapura – Sekretaris Umum (Sekum) KONI Papua Kenius Kogoya menyatakan tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX hanya ada di Provinsi Papua.
Menurutnya, upaya-upaya provinsi lain untuk melakukan manuver memperjuangan 10 cabang olahraga yang tercoret untuk dipertandingan di provinsi lain lebih baik stop.
“PON ke 20 tahun 2021 itu hanya akan digelar di Bumi Cenderawasih, tidak ada provinsi lain, semua pihak harus hormati keputusan presiden,” tegasnya kepada wartawan di Jayapura, Senin, 21 September 2020.
Kenius Kogoya mengatakan, keputusan Presiden untuk mengurangi cabang olahraga sesuai kemampungan Provinsi Papua, dan harus dihargai dan dihormati.
“Bukan kami (Papua) yang minta dikurang, tetapi dalam rapat terbatas dengan presiden, gubernur Papua meminta penambahan anggaran pembangunan infrastruktur, tetapi presiden perintakan untuk kurangi cabang olahraga, pengurangan cabor pun kita melakukan koordinasi dengan semua pihak,” tegasnya lagi.
Meski banyak provinsi kecewa dengan pencoretan 10 cabor tersebut, Kenius mengaku pembinaan atlet bukan saja lewat ajang PON, tetapi ada kejuaraan daerah, Nasional dan Internasional.
Sehingga jika ada pihak lain yang lakukan manuver gelar 10 cabor di provinsi lain, maka itu bukan PON di Papua.
“tujuan PON ini kan memperat persatuan dan kesatuan anak bangsa Indonesia, kalau hanya soal prestasi itu bukan tujuan kita,” tandasnya.
Sementara itu, dikitip dari detik.com, Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno, di Jakarta Minggu (20/9/2020) mengatakan nasib 10 cabang olahraga yang tercoret di PON Papua kian tak menentu. Setelah sempat diusulkan digelar di provinsi lain, kini mandek karena COVID-19.
“situasi menjadi sulit karena kondisi Corona di Tanah Air belum reda, bahkan cenderung naik kasusnya. Hal ini pun ikut mempengaruhi proses pemilihan tuan rumah untuk 10 cabor yang tercoret, harus dikoordinasikan. Koordinasinya dengan siapa, kalau dulu Papua sudah menolak, ada surat dari gubernurnya juga,” katanya.
Kemudian, dulu yang sanggup menjadi tuan rumah adalah Jawa Timur. Syarat jadi tuan rumah,kan, membiayai sendiri. Nah, dengan kondisi COVID apakah bersedia, atau provinsi lain bersedia, ini banyak sekali (pertimbangan) karena terkendala COVID. Masalahnya mesti rumit,” dia menjelaskan.
Suwarno lantas menjelaskan situasi pemusatan latihan daerah juga ikut berdampak karena masih pandemi. Mayoritas atlet daerah masih berlatih mandiri karena mereka berpedoman dengan protokol kesehatan COVID-19. “Jadi (memang) sulit banget posisi ini,” tuturnya.
Meski begitu, eks Ketua Satlak Prima ini memastikan koordinasi terus dilakukan mengingat waktu menuju multi-event nasional itu terus berjalan.
“Kami akan menghubungi bagian-bagian terkait. Bagaimana Papua dan bagaimana calon tuan rumah. Tapi koordinasi di era pandemi ini tak mudah, ya,” Suwarno mengungkapkan.
Diketahui, 10 cabor yang dicoret yakni, balap sepeda, tenis meja, bridge, gateball, ski air, boling, dansa, petanque, woodball, dan golf.