Jayapura – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat telah berhasil melistriki 218 desa di Provinsi Papua dan Papua Barat sepanjang tahun 2019 lalu. Hingga saat ini total desa berlistrik di kedua provinsi tersebut mencapai 5.813 desa (PLN, LTSHE, Non PLN) dan menyisakan 1.123 desa yang belum terlistriki.
PLN dalam hal melistriki desa-desa di Tanah Papua terus mengedepankan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Total 151 kontrak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah ditandatangani tahun lalu dengan lokasi menyebar di Tanah Papua.
“Dalam melistriki desa-desa di Papua dan Papua Barat serta meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua tahun lalu, PLN bekerja sama dengan Kementerian ESDM. Kementerian ESDM membantu menerangi kurang lebih 3.000 desa di Papua dan Papua Barat dengan menggunakan LTSHE (Lampu Tenaga Surya Hemat Energi).
“Kami terus berupaya menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk melistriki desa yang belum berlistrik,” ujar General Manager PLN UIWP2B, Ari Dartomo, Senin (27/01/2020).
Sesuai dengan arahan pemerintah pusat, pembangunan pembangkit menggunakan energi baru terbarukan di Papua tidak hanya dilakukan di desa-desa, namun juga di perkotaan yang saat ini sebagian besar pembangkitnya masih menggunakan bahan bakar minyak.
PLN terus mencari potensi-potensi alam yang ada di tanah Papua untuk membangun pembangkit EBT dengan skala besar, sehingga ke depan konsumsi bahan bakar minyak pada pembangkit yang ada dapat berkurang.
Dalam proses penyelesaian tugas tersebut, PLN juga memiliki tugas lain untuk memastikan keandalan sistem kelistrikan dalam menyambut PON XX di Papua.
“Hingga saat ini PLN telah merampungkan beberapa pembangkit skala besar yang mulai beroperasi di Papua, yaitu: PLTMG Jayapura Peaker (40 MW), PLTMG Biak, 1 (15 MW), PLTMG Biak 2 (10 MW), PLTMG Merauke 1 (20 MW), PLTMG Merauke 2 (20 MW), dan PLTMG Nabire 2 (10 MW),” ucapnya. (Zulkifli)