Jayapura – Dalam rangka menciptakan ruang kreasi bagi pemuda pemudi Papua, PLN Peduli mengawali kerja sama multisektor pelestarian seni dan budaya dengan menyerahkan dana pembangunan teater seni budaya di Taman Wisata Alam Hirosi Sentani, Jayapura sebesar Rp100 juta.
Kegiatan ekstrakurikuler berupa tari tradisional, musik etnik dan merajut noken yang dikelola Sanggar Reymay ini diintegrasikan dengan Sekolah Alam Hirosi yang kini telah memiliki 115 siswa.
Program PLN Peduli yang diinisiasi oleh PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua ini bermula dari potensi besar Kota dan Kabupaten Jayapura yang sering didapuk sebagai tuan rumah berbagai perhelatan akbar nasional.
“Dalam setiap event besar, biasanya diperlukan peragaan seni budaya. Kegiatan-kegiatan seperti ini pada akhirnya dapat berdampak pada pelestarian seni dan budaya yang ada di Papua,’’ kata Reisal Rimtahi Hasoloan selaku General Manager PLN UIP Maluku Papua.
‘’Untuk itu kami bekerja sama dengan Kelompok Pecinta Alam Hirosi yang menaungi Sanggar Reymay dan Sekolah Alam Hirosi untuk mencetak generasi muda Papua yang mencintai seni, budaya dan alamnya,” ucapnya.
Sementara itu, Marshall Suebu selaku Ketua Club Pecinta Alam atau CPA Hirosi mengatakan, Sanggar Reymay ikut ambil peran dalam perhelatan PON XX 2021 lalu, utamanya saat upacara pembukaan.
‘’Sebagian keuntungan dari keterlibatan tersebut kami gunakan untuk membiayai pembangunan teater seni budaya sambil berharap akan ada bantuan dari pihak lain, karena kami belum memiliki tempat latihan, terlebih untuk tampil,’’ ucapnya.
‘’Berkat adanya perhatian dari PLN Peduli, kami harapkan pembangunan teater ini bisa memfasilitasi pelestarian seni dan budaya di Papua,” sambung Marshall.
Untuk memaksimalkan upaya pelestarian seni budaya ini, PLN dan CPA Hirosi akan berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti PT Angkasa Pura I (Persero), Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua dan Pemerintah Kabupaten Jayapura.
“Beberapa waktu lalu PT Angkasa Pura I sudah menjalin komunikasi dengan kami yang menyatakan ketertarikannya untuk menampilkan peragaan seni dan budaya di Bandara Sentani,” ujar Marshall.
Dia mengatakan, sudah mendapat perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan diundang untuk memeragakan proses pembuatan tas noken di Jakarta pada Desember tahun lalu.
‘’Tahun ini dengan adanya teater seni budaya yang disokong oleh PLN Peduli, kami dapat menggelar event tahunan seperti Hari Noken dengan penampilan tari tradisional dan musik etnik. Kini kami cukup percaya diri untuk mengundang berbagai stakeholder pada event-event tersebut dan mendapatkan lebih banyak perhatian,” tambah Marshall.
Sanggar Reymay adalah sekolah informal yang berpadu dengan Sekolah Alam Hirosi. Kegiatan belajar mengajar digelar di Taman Wisata Alam Hirosi yang terletak di kaki gunung Cycloop pada Selasa dan Kamis sore seusai jam sekolah formal, dan Sabtu sejak pagi hari. Siswa yang tergabung berasal dari usia SD hingga kuliah. (Red)