Sorong – PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua menyalurkan bantuan pembangunan instalasi air bersih di lingkungan asrama Korem 181/PVT, Kamis (29/4/2021).
Bantuan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli ini diserahkan oleh Manajer PLN Unit Pelaksana Proyek (UPP) Papua Barat, Nimrot Tambunan kepada Danrem 181/PVT Brigjen TNI Indra Heri.
Nimrot Tambunan mengatakan, bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara PLN dengan Korem 181/PVT, utamanya dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Sorong.
Dia juga berharap bantuan senilai Rp75 juta ini dapat mengatasi persoalan tersebut sehingga memudahkan operasional di lingkungan Makorem 181/PVT.
“Walaupun nilainya tidak seberapa, kami berharap pembangunan sumur bor ini bisa menjadi solusi sehingga kebutuhan air bersih di Makorem 181 dapat terpenuhi,” kata Nimrot.
Di tempat terpisah, PLN juga memberikan bantuan yang sama kepada warga RT 03 dan RT 04 RW V di Kelurahan Klademak pada Selasa (27/4/2021).
“Sebagai bentuk kepedulian dan dalam rangka meningkatkan kerja sama intersektoral, kami mengupayakan dapat memberikan program TJSL yang menjawab kebutuhan masyarakat, utamanya yang berada di sekitar jalur SUTT yang membentang dari Kampung Arar hingga Kelurahan Tampa Garam,” ucapnya.
Dantem Indra Heri menyampaikan terima kasih atas kepedulian PLN. Sebagai instrumen negara, TNI sangat mendukung penuh upaya PLN dalam melistriki Sorong dan sekitarnya.
“Aset PLN adalah objek vital nasional yang perlu dijaga karena menyangkut kehidupan masyarakat secara luas. PLN sebagai badan usaha milik negara yang melaksanakan pembangunan ketenagalistrikan tidak bisa bergerak sendiri, sehingga kami dari TNI siap membantu setiap saat jika dibutuhkan,” kata Danrem.
Danrem menyatakan persoalan klasik yang dialami oleh Makorem 181/PVT dan warga yang tinggal di kompleks tersebut adalah masalah ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian besar warga asrama memanfaatkan air hujan dari sungai kecil yang dibendung di kaki bukit yang berada di belakang asrama Korem 181/PVT.
Namun, sejak terjadi banjir besar pada pertengahan tahun 2020, bendungan tersebut ikut hancur dan belum diperbaiki kembali. (red)