Jakarta – PT PLN (Persero) menggandeng PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk mengembangkan sekam padi yang selama ini terbuang menjadi bahan baku biomassa untuk program co-firing PLTU.
Kerja sama kedua BUMN ini ditandai dengan MoU kajian bersama dan pengembangan pengolahan sekam padi menjadi bahan baku biomassa co-firing pada Selasa (1/3/2022) di Kementerian BUMN.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury yang hadir menyaksikan langsung menyampaikan, kerja sama ini bisa memberikan sisi positif bagi masing-masing BUMN dari sisi revenue.
“Selama ini sekam padi milik SHS menjadi waste, dengan adanya pemanfaatan sekam padi menjadi produk biomassa co-firing maka bisa menambah pendapatan perusahaan. Sedangkan dari sisi PLN juga bisa mengantongi penghematan dari sisi pengadaan bahan baku PLTU melalui program ini,” jelas Pahala.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, kerja sama ini selain untuk mengolah waste panen padi yang berupa sekam menjadi bahan baku substitusi batu bara, juga dalam rangka menekan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060 mendatang.
Kerja sama ini sebagai proyek yang akan turut dipamerkan dalam perhelatan KTT G20 November mendatang.
“Kerja sama PLN dan SHS menjadi langkah bersama untuk menekan emisi karbon. Di satu sisi, kerjasama ini juga bisa meningkatkan efisiensi dua BUMN dalam mengelola waste menjadi bahan bernilai,” ujar Darmawan.
Sekam padi merupakan salah satu dari sederet bahan baku yang bisa diolah menjadi biomassa. Hingga 2025, PLN membutuhkan kurang lebih 10,2 juta ton biomassa untuk menjadi subtitusi 10 persen kebutuhan batu bara di PLTU.
“Melalui program co-firing batu bara dengan biomassa ini, kita bisa mengubah rantai pasok yang biasanya terjadi B to B menjadi berbasis kekuatan rakyat,” tambah Darmawan.
Direktur Utama SHS Maryono menjelaskan, kerja sama ini juga sejalan dengan transformasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaannya. Apalagi, selama ini dalam mengelola sawah dengan hasil sebesar 55 juta ton per tahun, ada tumpukan sekam sebesar 11 juta ton.
“Yang biasanya ini hanya menumpuk, kini Alhamdulillah sudah ada off taker-nya. Kami akan mengolah sekam ini menjadi bentuk pelet yang bisa digunakan PLN untuk program co-firing,” ujar Maryono.
Saat ini PLN dan SHS sudah melakukan uji coba penggunaan pelet dari sekam ini pada dua PLTU, yaitu PLTU Lontar dan PLTU Indramayu. Pelet yang berasal dari sekam padi ini mempunyai kalori 3.700 sehingga mampu menjadi substitusi batu bara.
“Namun pengembangan ini tidak hanya di Jawa saja, wilayah Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung padi Indonesia juga bisa menjadi proyek selanjutnya bersama PLN,” ujar Maryono. [Red]