Jayapura – Perayaan Paskah di Papua tidak hanya memperingati kebangkitan Yesus Kristus setelah mati di kayu salib demi umat manusia. Paskah harus menjadi momentum pihak yang bertikai menghentikan aksi kekerasan dan saling mengampuni demi terciptanya perdamaian di tanah Papua.
Pdt. Naftali Modouw, S.Th Gembala GKII dan Ketua PGGJ Kabupaten Jayapura beserta pengurus Persekutuan Gereja-Gereja Kabupaten Jayapura (PGGJ) menyampaikan, kematian Yesus Kristus hingga kebangkitannya bukan sekedar untuk menghapus dosa umat manusia, Paskah menjadi momen peran Yesus untuk mendamaikan umat manusia dengan Tuhan.
Paskah merupakan momentum penting bagi setiap pribadi untuk melakukan dan mengalami proses perubahan hidup.
‘’Lewat momentum Paskah, umat Tuhan diajak untuk mengevaluasi pola kehidupan setahun silam, kemudian menetapkan komitmen hidup baru sesuai dengan nilai-nilai kasih dan pengampunan dari Tuhan Allah Yang Maha Kuasa, sebagaimana tersurat dalam I Korintus pasal 13 (khususnya pada ayat 4 sampai ayat 13),” ucapnya.
“Umat Kristiani senantiasi dituntut hidup sebagai ‘pribadi utama dan istimewa’ di tengah suasana kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Proses perenungan yang panjang perlu dilakukan untuk memberikan bobot terhadap kehidupan pribadi agar menjadi pribadi yang utama dan istimewa seperti yang tertulis dalam kitab suci dengan analogi garam dan terang dunia,” ujar Naftali.
Pada Paskah tahun ini, dia ingin mengajak masyarakat di tanah Papua untuk hidup dengan penuh pengharapan.
‘’Apa artinya hidup penuh pengharapan? Artinya, kita menjadi anak-anak Tuhan yang tidak mudah putus asa. Ketika mengalami kesulitan hidup, seperti kesulitan dalam pergaulan maupun dalam pelajaran janganlah mudah putus asa. Berharaplah kepada Tuhan dan berusaha. Selalu ada jalan keluar dan pertolongan ketika berdoa dan berusaha sesuai dengan Firman Tuhan,’’ jelasnya.
Dia pun mengatakan bahwa bagaimana umat manusia dapat memiliki pengharapan dalam kehidupan ini? Pengharapan sebagai orang percaya adalah berasal dari kuasa kebangkitan Kristus.
‘’Kita ketahui, pada Paskah, Yesus mengalami penyaliban namun pada hari ketiga Dia bangkit dari kematian. Kebangkitan Yesus adalah pengharapan bagi kita orang yang percaya kepadaNya,’’ kata Naftali pada Minggu (9/4/2023
Menurutnya, Kebangkitan Kristus memberikan jaminan kehidupan kekal kelak bersama Dia di surga. Kebangkitan Kristus juga memungkinkan kita memiliki anugerah pengampunan dosa serta penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
‘’Jadi tunggu apa lagi, carilah pengharapan kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang telah bangkit dari kematian. Dan untuk menguatkan pengharapan kita, rajin-rajinlah beribadah ke Gereja. Di Gereja kita dapat belajar mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya yang memberi pengharapan kepada kita. Selamat merayakan Paskah 2023 Tuhan memberkati kita semua,’’ ujar Naftali.
Dalam kesempatan yang sama mantan Bupati Jayapura periode 2012-2017 dan 2017-2022 Matius Awoitauw berpesan, dalam menyambut Hari Raya Paskah 2023, dan memasuki tahun politik menjadi pekerjaan rumah bagi tokoh agama untuk sama sama bersinergi menjaga situasi keamanan nasional untuk menciptakan toleransi beragama dan menjaga perdamaian di tanah Papua.