Jayapura – ERACS adalah Enhanced Recovery After Cesarean Surgery yang merupakan tehnik operasi yang dikembangkan untuk mempercepat perawatan dan juga mempercepat penyembuhan pasien pasca operasi.
Di negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang, lama perawatan pasca operasi menjadi issue yang sangat diperhatikan. Hal ini sebagai upaya untuk memperpendek lama perawatan dan penyembuhan pasien pasca operasi.
Demikian disampaikan dr. Made Putra Yukti, Sp.An, MARS saat dikonfirmasi tentang ERAS dan ERACS, Senin (20/12/2021).
Dinamakan ERAS (Enhanced Recovery after Surgery) untuk bedah secara umum dan di bidang obstetry mereka menamakan ERACS ( Enhanced Recovery After Cesarean Surgery) sehingga memungkinkan lama perawatan di rumah sakit tidak lebih dari 24 jam.
Dengan tehnik ERACS ini memungkinkan pasien sudah dapat duduk sambil menyusui setelah 2 (dua) jam pasca operasi, dan di kamar perawatan pasien sudah mobilisasi biasa, pemberian obat-obatan dan injeksi melalui venflon, makan minum seperti biasa dan diharapkan dalam kurang dari 24 jam pasien sudah kembali beraktivitas.
“Setelah 24 jam operasi, pasien bisa pulang dari RS, dengan nyeri bekas operasi yang minimal atau dengan nyeri yang bisa ditoleransi,” kata dr. Made Putra Yukti, Sp.An, MARS.
Saat ini di Indonesia tehnik ini juga sudah mulai dilakukan, di RS Marthen Indey Jayapura dengan modalitas yang cukup telah melakukan terobosan untuk mengembangkan tehnik ini. Tim dokter di RS Marthen Ende yaitu dr. Suhartono, Sp.OG (K) dan dr. Made Putra Yukti, Sp.An, MARS, berkerjasama untuk mengembangkan tehnik ini.
Juga disertai dengan dukungan Dokter Anak, Dokter Gizi dan Keperawatan, yang dilakukan pada saat pre operasi, intra operasi maupun pasca operasi. Pelayanan ini dilakukan dengan selalu berpegang pada prinsip patient safety.
dr. Made Putra Yukti, Sp.An, MARS mengungkapkan dengan adanya ERACS tersebut pasien akan merasa nyaman dan mendapatkan pengalaman service excellent yang menyenangkan.
“Pada metode ERACS diberikan obat-obatan pereda nyeri yang baik sehingga pasien bisa segera melakukan mobilisasi pasca operasi dengan cepat,” ungkap dr. Made Putra Yukti, Sp.An, MARS.
Dengan metode ini proses pemulihan pun akan berlangsung cepat, rasa nyeri, dan imobilisasi pun bisa diminimalkan. Metode ini sama seperti SC biasa, jadi komplikasi akibat metode ini sama dengan SC metode lain, seperti perdarahan, pusing, muntah.
Namun beberapa pasien dengan metode ERACS justru merasa nyaman karena bisa pulih lebih cepat. Setiap tindakan operatif pasti akan merasa nyeri, namun metode ini meminimalisir nyeri sehingga pasien bisa beraktifitas normal segera setelah operasi. Seperti berjalan ke kamar mandi, menyusui bayi, serta duduk dengan nyaman.