JAYAPURA – Bantuan kuota gratis pemerintah tahap satu dan dua September 2020 telah disalurkan ke 27.305.495 nomor telepon selular (ponsel) siswa, guru, mahasiswa dan dosen.
Dari data tersebut, jumlah siswa, guru, mahasiswa dan dosen yang menggunakan program kuota internet gratris dari dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Provinsi Papua hanya sekitar 157.000 orang atau hanya 25 persen dari sekitar 600 ribu orang selama pandemi Covid-19.
“jumlah pelajar di Papua kurang lebih 600 ribu orang terdiri dari guru 20 ribu orang dan perguruan tinggi baik mahasiswa dan dosen sebanyak 71 ribu orang. Dari jumlah tersebut yang baru dapat kuota internet hanya 25 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, ST. M.Si kepada wartawan di Jayapura, Kamis (19/11/2020).
Ia mengatakan, dari data yang pernah dikeluarkan Dinas Pendidikan Papua bahwa hanya 34 persen daerah di Papua yang mendapatkan jaringan internet, dimana yang mendapat kuota internet hanya yang ada di ibu kota/kabupaten.
“Dari 34 persen itulah yang mendapatkan kuota itu dan yang tidak mendapat jaringan sudah pasti tidak mendapatkan bantuan kouta tersebut,” kata mantan Sekda Lanny Jaya itu.
Sohilait menambahkan, jika melihat data tersebut, maka efektivitas bantuan tersebut sangat minim yakni hanya 25 persen yang dapat digunakan. Meski hanya 25 persen dari jumlah seharusnya yang dapat menggunakan kuota tersebut.
“Kami sedang lakukan pendataan ulang dari 25 persen penerima dan yang mendapatkan bantuan ini apakah benar-benar digunakan untuk pembelajaran di masa Covid 19,” bebernya.
Sedangkan untuk 66 persen daerah Papua yang tidak dapat jaringan internet, pihaknya sedang merancang pembelajaran sistem Offline.
“Kita harus dapat membantu siswa dan guru kita yang tidak dapat jaringan internet. Yang jelas 66 persen daerah yang tidak dapat internet memiliki hak yang sama dengan daerah yang dapat internet,” ucapnya.