MERAUKE,ARAFURA,-Perlahan namun pasti, gagasan pendidikan inklusif di perbatasan RI-PNG Merauke-Papua Kampung Kweel Distrik Eligobel mulai berjalan.
Ide brilian yang dicetuskan oleh sosok polisi bernama Ipda M. Aris Dianto, SH itu benar-benar terealisasi terlebih didukung oleh sosok pemerhati pendidikan yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Merauke, Sergius Womsiwor.
Kepada ARAFURA News , Aris Dianto mengemukakan bahwa kegiatan belajar mengajar memang sudah mulai berjalan dan ini menandakan dimulainya pelaksanaan pendidikan inklusif di kawasan perbatasan dua negara. Warga mengikuti proses belajar mengajar, Minggu (25/4) lalu dimulai pada pukul 11:30 hingga 13:30 WIT.
Dirinya bersama Kanit Binmas Aiptu Samuel Etwiory dan Bripda Arman Daulana mendampingi Kepala Sekolah SMAN 1 Merauke yang juga menjabat sebagai Ketua PKBM KKNK Wasur, Sergius Womsiwor beserta dua orang guru.
“Pertemuan perdana saat itu berlangsung lancar dan dengan dimulainya tatap muka langsung dengan peserta didik menjadi awal dimulainya proses belajar mengajar, dalam hal ini pendidikan inklusif terhadap anak- anak putus sekolah di wilayah perbatasan RI-PNG khususnya di Kampung Kweel.
Kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin setiap Hari Minggu karena kita menyesuaikan juga dengan waktu dari masyarakat setempat,”pungkas Kapolsek Bupul ini.(Istya Sari Utami)**