Jayapura – Penanganan berbagai masalah serta konflik di Papua membutuhkan satu Grand Strategi atau satu rancangan besar yang akan dilaksanakan oleh segenap komponen yang berkepentingan.
“Dengan adanya Grand Design tidak ada lagi yang melakukan sesuai pikiran atau rencananya sendiri,” ujar Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan dihadapan peserta Lemhanas, di Mapolda Papua, Selasa (30/3).
Dikatakannya lebih lanjut, sebenarnya sudah ada petunjuk langsung dari Presiden RI saat berkunjung ke Korem 172/PWY bulan Mei 2015.
“Di atas kulit kayu Bapak Presiden Joko Widodo menuliskan, Jaga keamanan Papua dengan pendekatan kesejahteraan. Ini jelas sebuah perintah, sebuah solusi namun kita masih jalan sesuai kehendak sendiri sendiri,” ujar Izak Pangemanan.
Dikatakannya pula bahwa konflik Papua sudah terlalu lama. Sudah 72 tahun sejak konfrensi meja bundar, tapi masih ada penolakan masyarakat terhadap NKRI.
“Apa yang kita lakukan selama 52 tahun setelah Pepera tidak mengakar. Buktinya ribuan masyarakat dan mahasiswa masih minta referendum. Kasus rasis juga menjadi ajang penolakan. Jika TNI Polri tidak kuat mungkin demo tiap hari,” tandasnya.
Izak Pangemanan menegaskan secara theologis masyarakat merasa sudah waktunya menerima berkat Tuhan untuk merdeka. “Ini sesuai isi Alkitab,” ujarnya.
Lebih lanjut Izak Pangemanan menyarankan agar semua stakeholder membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat. Dengan komunikasi para pemangku kepentingan diharapkan masyarakat dapat merasakan kehadiran negara di tengah-tengah mereka.
“Kita selama ini hanya memaksakan semua kehendak kita tapi kita tidak membangun komunikasi yang baik. Ada perbedaan pendapat yang tidak kita komunikasikan dengan baik. Dalam berkmunikasi lihatlah dari dua sisi yaitu dari sisi negara dan sisi masyarakat Papua,” ujarnya.
Dikatakannya pula, bahwa saat ini masyarakat dalam kondisi bingung. Masyarakat yang bingung sehingga mudah ditipu dan mudah digantung. Untuk itu melalui komunikasi yang baik kepada masyarakat dan memiliki satu design penanganan serta pendekatan komprehensif diharapkan bisa menguasai pikiran masyarakat.