Jayapura — Ketua Umum Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (FK Uncen) Jayapura dr. Andreas Pekey, SpPD mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua yang sudah bersedia membiayai program pendidikan dokter spesialis bagi 30 dokter umum Papua di tahun 2021 dalam rangka penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Bumi Cenderawasih.
“Saya baru bertemu dengan Dekan FK UI dan 22 dokter anak Papua yang sedang studi di UI. Mereka baru kuliah empat bulan ini. Ini awal yang baik untuk kita siapkan SDM kesehatan di Papua,” kata dr. Andreas Pekey dihubungi redaksi per telepon selulernya, Sabtu (24/4/2021).
Andreas yang juga Direktur BLUD RSUD Nabire ini menjelaskan, bahwa pada Jumat (23/04/2021), ia berkunjung ke kampus FK Universitas Indonesia di Jakarta untuk memantau perkembangan studi 22 dokter asal Papua di sana. Ia pun berkesempatan bertemu dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr.dr Ari Fahrial Syam,Sp.PD KGEH, MMB, FINASM, FACP untuk berdiskusi dan memantau perkembangan studi dalam kerja sama ini.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papua, Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, secara khusus Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Provinsi Papua yang sudah merespon usul dari Kepala Dinas Kesehatan Papua sehingga 30 anak Papua bisa ambil spesialis tahun ini. Tahun lalu memang kami dorong usulan ini ke Kadinkes Papua,” ujar Andreas.
Menurut Andreas, program dokter spesialis ini dibangun atas kerjasama Pemerintah Provinsi Papua melalui ini Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dengan Fakultas Kedokteran UI. Selain UI, kerjasama serupa juga dibangun dengan FK Universitan Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan FK Udayana Bali.
Tentu saja di luar program ini, sejumlah FK lain juga telah turut mengambil perannya dalam mendidik dokter-dokter Papua menjadi dokter spesialis, seperti Unair Surabaya, Unpad Bandung, Unhas Makassar, dan Undip Semarang.
“Jadi untuk program dokter spesialis tahun 2021 ini, totalnya ada 30 anak Papua yang mulai studi. Di FK UI ada 22 dokter, lainnya di UGM dan Udayana. Mereka dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Papua. Ada yang ambil spesialis penyakit dalam, mata, bedah syaraf, macam-macam,” urainya.
Andreas mengatakan, Alumni FK Uncen berkomitmen untuk terus mendorong penyiapan SDM kesehatan yang berkualitas, khususnya para dokter guna mendukung pelayanan kesehatan di Tanah Papua. Selama ini, katanya, banyak anak Papua lulusan FK Uncen maupun dari universitas lainnnya yang memiliki kemampuan akademik bagus, tetapi tidak bisa lanjut spesialisnya karena terbentur biaya.
“Karena rata-rata mereka datang dari keluarga tak mampu. Makanya kami dorong program ini dan berharap terus berlanjut sehingga terdapat pemerataan SDM dokter spesialis di seluruh Indonesia khususnya Papua dan Papua barat. Apalagi RSUD Jayapura sedang didorong naik jadi type A atau RSUD Nabire jadi type B. Ini butuh tenaga dokter spesialis dan konsultan yang tak sedikit,” ujar lulusan FK UI program dokter spesialis Penyakit Dalam ini.
Ia juga berharap dengan dimulainya program spesiasliasi dokter Papua ini, para mahasiswa Papua yang sedang menjalani studi dokter umum, khususnya di FK Uncen bisa lebih terpacu semangat belajarnya.
“Adik-adik, tolong giat lagi semangat belajarnya. Dulu kami sebagai mahasiswa perdana di FK Uncen alami banyak tantangan, terutama fasilitas belajar yangs angat terbatas. Tapi kami bisa. Harusnya dengan kemudahan sarana dan prasarana belajar sekarang, kualitas output kalian harus lebih tinggi dari kami,” tegas Andreas.