KEEROM – Untuk mengurangi ketergantungan mengimpor hewan sapi, Pemerintah Kabupaten Keerom akan terus berupaya meningkatkan produksi sapi lokal. Sehingga produksi lokal juga dapat memberikan insentif kepada para peternak agar mereka bisa mengembangkan produksi sapi lokal, dan peternak sapi lokal pun bisa mandiri dalam mengelola kebutuhan ekonominya.
Oleh karena itu, Bupati Kabupaten Keerom, Muhammad Markum, SH,MH,MM memberikan bantuan bibit ternak sapi dan juga baju secara simbolis kepada salah satu peternak sapi, asal Keerom, Agus Patagon di Kampung Workwana, Distrik Manem Arso, Kabupaten Keerom, Kamis (06/8).
Diakui, meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19, namun Distrik Manem masuk dalam zona hijau.
“Kedepan kita akan diberikan kekuatan, dan kesehatan untuk bersama-sama bekerja memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Bupati Markum.
Lanjut dikatakan, dari dua minggu ini pemerintah daerah khususnya di dinas pertanian dan peternakan mulai memberikan edukasi cara beternak yang baik namun terkendala masalah bibit strow atau semen beku, yaitu inzeminasi buatan dari Singosari, Malang dan Lembang di daerah Bandung.
“Seyogyanya 3000 strow, namun baru di datangkan 1300 lebih, dan 1000 sudah kami distribusikan untuk kebutuhan karena kemarin bantuan dan tahun 2020 ini, bantuan dari pemerinrah provinsi karena adanya pandemi Covid-19 jadi terhambat pengirimannya,” ujar Markum.
Menurutnya, dengan mendatangkan bibit sapi ini untuk pemenuham swasembada daging, serta pemenuhan kebutuhan pelaksanaan PON XX tahun 2021 nantinya.
“Tujuannya adalah bukan hanya dalam waktu kemarin, tapi tahun 2020 ini untuk penanganan swasembada pangan, dan swasembada daging dalam rangka pemenuhan kebutuhan PON ke-XX tahun 2020. Namun PON diundur hingga 2021. Jadi lebih bagus lagi karena masih ada satu tahun kedepan, untuk didatangkan sekarang maka 9 bulan kemudian bisa menuai hasil,” jelasnya.
“Jadi dari beberapa varian tadi sudah disampaikan dari dokter hewan dan ketua kelompok hewan, ini variannya sangat banyak sekali untuk itu kita sesuaikan dengan situasi dan kondisi indukan yang akan di IB ini,”sambungnya.
Apalagi lanjut Bupati Markum, kemarin kebutuhan untuk hari Raya Idul Adha atau hari raya Qurban ada sekitar 600 lebih kebutuhan yang dibeli dari Kabupaten Keerom, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
“Bahkan konsumsi di Keerom sendiri. rata-rata sampai 15 juta itu sudah hampir 10 miliyard untuk kebutuhan penjualan dari tingkat peternak ke konsumen,” terangnya.
Ketua Umum Komunitas Peternak Sapi Keerom (KPSK), Achmad Haryono menyampaikan terimakasih kepada pemerintah dan tim kesehatan membantu peternak sapi. Tidak hanya itu, komunitasnya hadir di Keerom untuk memberikan solusi bagi peternak sapi untuk lebih maju.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati dan tim kesehatan hewan yang sudah hadir bersama-sama dengan kami dari dinas peternakan dan pertanian Kabupaten Keerom. Kami hadir di Keerom ini untuk menjadi salah satu wadah pemersatu antar peternak sapi,selain itu memberikan solusi untuk duduk bersama mencari formula-formula apa yang akan kita lakukan di depan untuk peternak sapi lebih menonjol dari sebelumnya. Itu baik dari bibit sapi ataupun pakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Drh.Siti Astuti menambahkan, apa yang dilakukan ini tujuannya semata-mata untuk membangun peternakan yang ada di kabupaten Keerom agar lebih baik lagi.
“Tujuan kami untuk membangun peternakan agar lebih baik lagi ke depan. Namun saya ucapkan terima kasih kepada bapak bupati yang sudah memberikan bantuan bibit strow karena, hampir 4 bulan belakangan ini khususnya para peternak sapi kekurangan bibit strow,”ujar Siti Astuti.
Hanya saja kata Siti Astuti, peternak sapi sering mengeluhkan hal itu akibat dari dampak pandemi Covid-19. Karena keterlambatan dari bibit ini juga.
“Kedepan kami akan mengajak petani-petani lokal di Distrik Manen untuk beternak untuk kawinkan sapinya, dan jangan takut karena ada petugas yang siap membantu di lapangan,” pungkasnya.