Jayapura – Potensi perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua sangat besar dan menjadi motor penggerak perekonomian daerah.
“Namun, kita juga harus memastikan bahwa perkembangan sektor ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mendukung terciptanya lingkungan yang ramah dan aman bagi anak-anak,” ujar Setiyo Wahyudi selaku Asisten Bidang Perekonomian Setda Papua.
Setiyo mengingatkan bahwa praktik industri kelapa sawit tidak hanya mematuhi standar lingkungan, tetapi juga menghormati dan melindungi hak – hak anak.
“Anak adalah aset bangsa yang harus kita jaga dan lindungi, mereka berhak mendapatkan lingkungan yang sehat, pendidikan yang layak serta perlindungan dari segala bentuk eksloitasi dan kekerasan,” tegasnya.
Pemerintah Papua berharap semua pihak memahami pentingnya tanggung jawab sosial dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
“Mari kita jadikan Papua sebagai contoh sukses dari integrasi pembangunan ekonomi dan perlindungan hak anak,” ajak Setiyo.
Setiyo mengajak perusahaan kelapa sawit di Papua untuk berkomitmen menjalankan praktik ramah anak dan berkelanjutan.
Perusahaan sawit dibawah naungan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) telah melakukan upaya menciptakan lingkungan perkebunan sawit ramah anak.
Anggota Dewan Pembina GAPKI Papua, Syahrial Mahmud mengatakan, tak hanya tempat bermain, perusahaan sawit juga menyediakan ruang belajar bagi anak dengan mendatangkan tenaga pengajar dari Dinas Pendidikan, serta memberikan pemahaman yang baik tentang sawit.
“Perusahaan sawit anggota GAPKI telah berkomitmen memenuhi kebutuhan anak dengan menyediakan fasilitas pendukung di lingkungan perkebunan sawit. Kami sangat peduli terhadap anak dan perempuan,” jelasnya. (Sari)