Jayapura – Anggota Komisi IV DPR Papua bidang Infrastruktur, jalan dan jembatan, Pdt Orgenes Kaway kembali menyoroti pembangunan jalan Kemiri – Depapre, Kabupaten Jayapura, yang hingga hari ini nasibnya belum jelas.
Bahkan, Legislator Papua dari daerah pemilihan (dapil) satu diantaranya Kabupaten Jayapura ini, menyindir keras pemerintah pusat maupun Pemprov Papua yang belum membangun jalan tersebut.
Padahal, ungkap Orgenes Kaway, masyarakat adat di wilayah itu sudah melakukan protes berkali – kali, hingga sempat menutup akses Kemiri – Depapre beberapa hari.
“Kalau jalan Kemiri – Depapre itu bukan Indonesia punya? Mungkin nanti setelah Papua merdeka baru dibangun,” ketus Orgenes Kaway dengan nada menyindir.
“Karena kalau kita sebagai warga Negara yang baik, mau mensejahterakan rakyat, padahal di hutan – hutan sana jalannya dibangun bagus. Tapi bagaimana kami di Kemiri – Depapre tidak dibangun. Berarti kami ini bukan bagian dari Negara Republik Indonesia dan juga bukan dari bagian dari Pemerintah Provinsi Papua,” tandasnya lagi.
Menurut Ondoafi Kampung Bambar ini, jika memang masyarakat di wilayah Tanah Merah itu dianggap menjadi bagian dari pemerintah, mestinya jalan Kemiri – Depapre itu dibangun, karena merupakan wajah dari bagian Kota Sentanj, Kabupaten Jayapura – Papua.
Apalagi, lanjut Orgenes Kaway, ada Pelabuhan Peti Kemaa Depapre dan sejumlah tempat wisata yang menarik disana. Namun sangat disayangkan pemerintah tampaknya enggan melirik untuk membangun daerah itu.
“Pelabuhan Peti Kemas Depapre, itu tinggal saja, karena pelabuhan itu tidak bisa lewat dari darat, tapi lewat laut. Jadi mungkin countainer atau mobil lewat laut, supaya tidak ada hambatan, ‘ sindirnya.
Namun diakui, jika pembangunan jalan Kemiri – Depapre memang tidak masuk Dalam APBD Perubahan 2021, karena berbagai pertimbangan.
“Tapi, mudah-mudahan nanti masuk di APBD Induk 2022. Harapan saya ya harus dimasukkan, karena dia juga bagian dari Negara ini. Tapi hari ini belum masuk, PON bukan urusan Papua, PON itu untuk seluruh Indonesia, tapi jalan ini khusus untuk Papua,” tegas Orgenes Kaway. (Tiara).