Jayapura – Meningkatnya angka kematian ternak babiĀ di kampung Noloka dan Ayapo Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, Papua, Pemerintah telah menetapkan sebagai wilayah darurat penyakit African Swine Fever (ASF). Gubernur Papua menetapkan status darurat ini melalui surat keputusan Gubenur Papua nomor 188.4/143/Tahun 2024.
Penjabat Gubenur Papua, Ridwan Rumasukun menginstruksikan kepada Instansi teknis yang ada di Provinsi Papua untuk melakukan pencegahan dan pengendalian penularan serta penyebaran wabah AFS dengan beberapa langkah strategis.
Dimana, Pemerintah melarang melalulintaskan ternak babi, produk dan olahanya dari dan ke Kabupaten Jayapura, serta dari daerah tertular ASF ke daerah yang masih bebas dari wabah AFS serta melakukan Depopulasi atau Pemusnahan terbatas di daerah wabah.
‘Kita perlu melakukan suveilens kasus ASF di seluruh Papua serta melalukan sosialisasi tentang bahaya ASF, juga meningkatkan desinfeksi di Peternakan babi dan melakukan pemetaan sentra-sentra peternakan babi,” tegasnya.
Gubernur juga mengintruksikan kepada dinas terkait untuk melakukan himbuan pada pengelola Peternakan Babi apabila menggunakan pakan swill feeding harus dimasak dengan sempurna, juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tempat pemotongan babi, rumah makan/restoran yang menyajikan bahan daging/olahan Babi.
Lanjutnya, surat Keputusan Status Keadaan Darurat Wabah Penyakit ASF berlaku selama 6(enam) Bulan sejak tanggal ditetapkan pada 16 April 2024, dan tentunya akan dievaluasi kembali setalah adanya perubahan di lapangan melalui uji laboratorium sesuai ketentuan yang berlaku.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Pekerbunan Metheus Koibur langsung melakukan tindakan-tindakan terukur berdasarkan standar dan prosedur penanganan wabah penyakit ASF, dan menghimbau kepada masyarakat khususnya peternak babi jangan panik termasuk konsumennya, kalau ada ternak babi yang sakit/mati secara mendadak agar melapor pada petugas/penyuluh/dinas terkait, supaya dilakukan pemeriksaan.
“Pemerintah akan terus melakukan pemantauan dan pengamatan lasngusng di lapangan dan juga akan melibatkan multistakeholder guna menyelesaikan masalah ini, karena memang sampai saat ini wabah ASF belum ada penangkalnya, sehingga yang dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan penyebarannya,” ujarnya.
African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.