SENTANI – Setelah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jayapura, Dr Yunus Wonda, SH, MH dan Haris Richard Yocku beserta rombongan langsung bertemu dengan para Ondofolo dan Ondoafi se Kabupaten Jayapura di rumah adat atau Heleybhe Obhe Kampung Sereh di Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura – Papua, Selasa siang, 25 Maret 2025.
Sebelumnya, Bupati dan Wakil Bupati Jayapura Yunus Wonda – Haris Richard Yocku dilantik oleh Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Ramses Limbong Periode 2025 – 2030 di Aula LUKMEN Lantai 9 Kantor Gubernur Provinsi Papua, Dok 2 Kota Jayapura, Selasa pagi, 25 Maret 2025.
Setibanya di Kota Sentani, sebelum memasuki rumah adat atau Heleybhe Obhe Kampung Sereh Sentani, Bupati dan Wakil Bupati Jayapura itu disambut hangat dari para ondofolo dan ondoafi serta tarian adat Sentani yang kemudian di keduannya dipakaikan topi burung Cenderawasih.
Menyambut kedatangan kedua pemimpin yang akan menjalankan roda pemerintahan di bumi kenambai umbai itu, Ondofolo Yanto Eluai mewakili para tokoh adat di Kabupaten Jayapura memberikan apresiasi kepada Bupati Jayapura Yunus Wonda dan Wakil Bupati Jayapura, Haris Richard Yocku yang telah bertemu dengan tokoh-tokoh adat di Obhee Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Tak hanya itu, para Ondofolo dan Ondoafi ini juga telah mengangkat Yunus Wonda dan Haris Yocku sebagai anak adat, yang ditandai dengan pengalungan noken dan Seh- Hay Papeda.
“Jadi se-Helay Papeda ini masyarakat Sentani duduk bersama dalam satu wadah atau satu helai bokor yang terbuat dari tanah liat. Kalau sudah duduk sama-sama berarti kita bersatu. Itu simbol dan lambang persatuan,”jelas Ondofolo Yanto Eluay.
Bahkan, Yanto menekankan, bahwa seluruh masyarakat adat di Kabupaten Jayapura menyatakan kesiapannya mendukung kepemimpinan Yunus-Haris untuk menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan visi dan misinya.
“Ini anak emas, kita punya tanggung jawab dan kewajiban untuk melindungi dan bertanggung jawab terhadap mereka,”tegasnya.
Untuk itu, Ondofolo Yanto Eluay mengajak seluruh masyarkat Kabupaten Jayapura tetap menjaga keharmonisan dan situasi kondusif agar pembangunan di Kabupaten Jayapura ini berjalan dengan baik.
Ondofolo Yanto Eluay menyatakan, bahwa hal ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada para ondofolo dan ondoafi serta seluruh masyarakat adat di Kabupaten Jayapura.
“Terimakasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Jayapura, suadara Yunus Wonda dan Haris Yocku, mereka dua betul-betul anak adat dan tau adat,”tekannya.
Apalagi lanjut Ondofolo Yanto Eluay, di Kabupaten Jayapura seluruh suku ada di sini, kita harus mengakui dan menghormati siapapun saudara kita yang menjadi pemimpin. Ketika menjadi figur pemimpin yang baik masyarakat akan mengikuti.
Ia katakan, hal ini menjadi contoh dalam pelantikan bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota serta gubernur dan wakil gubernur nanti. Meski mereka duduk di pemerintahan, namun mereka adalah anak adat.
Untuk itu, ia menekankan, atas nama seluruh ondofolo, ondoafi dan seluruh pemimpin masyarakat adat, siap mendukung kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jayapura Yunus Wonda – Haris Yocku.
“Segala program kami siap mendukung, bahkan kami siap melindungi. Kita punya tanggungjawab dan kewajiban untuk melindungi kedua anak adat ini,” tegas Ondofolo Yanto Eluay.
Sementara itu, dalam sambutan Bupati Jayapura, Dr. Yunus Wonda SH, MH bersama Wakil Bupati Jayapura, Haris Richard Yocku mengaku bangga dan merasa terhormat sebab dapat bertemu dengan para ondofolo dan ondoafi di rumah adat atau Heleybhe Obhe Kampung Sereh di Sentani
“Ketika saya harus bertamu di sebuah rumah, saya harus ketuk pintu dulu. Tidak mungkin saya masuk begitu saja, tapi saya harus ketuk pintu dulu dan orang yang punya rumah buka pintu untuk saya, baru saya bisa masuk,” ujar Bupati Yunus Wonda.
Bupati Yunus Wonda mengaku, sejak umur 3 tahun, dirinya hidup di Sentani dan tinggal di Kampung Sereh.
“Saya bukan anak asli Sentani, tapi saya anak Sentani. Sedikit saya mengerti adat dan budaya,” tandas Bupati Yunus Wonda.
Sehingga kata Yunus Wonda, saat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) telah selasai pihaknya pun langsung menghubungi Ondofolo Yanto Eluay.. Karena sebelum masuk ke kantor bupati, ia dan Wakil Bupati merasa harus masuk ke rumah adat dulu.
‘Kami berdua harus minta ijin atau permisi dulu kepada masyarakat adat untuk kami bangun kabupaten ini. Sebab tanpa dukungan dari masyarakat adat, kami tidak bisa berbuat apa-apa,”kata Yunus Wonda.
Bahkan, dihadapan tokoh-tokoh adat dan masyarakat Sentani, Yunus Wonda menegaskan bahwa pertandingan sudah selesai.
“Hari ini, saya dan Haris Yocku milik semua masyarakat Kabupaten Jayapura. Kami akan bangun tanpa perbedaan. Kami akan bangun dengan hati dan kasih dan kami berdua jug siap menjadi bapak, kaka, ade untuk semua suku, agama dan kelompok yang ada di kabupaten ini,” tegas Bupati Jayapura itu.
“Hari ini kami berdua merasa bangga, bahwa saya dan Haris kami diterima masyarakat adat dengan baik. Di dalam perjalanan saya, ketika saya masih di DPR Papua, tidak ada kepentingan politik saat itu, saya hanya berpikir, saya besar di Sentani, hidup harus di Sentani, orang tua saya berkebun dan saya bisa menjadi pemimpin di Papua dan saya mulai bangun Obhee-Obhee di Danau Sentani dan itu ucapan terimakasih saya kepada masyarakat adat, karena saya tidak berpikir suatu saat akan jadi bupati,”timpalnya.
Ditekankan, dalam visi misinya bersama Haris Yocku sebagai wakil bupati sangat jelas keberpihakan kepada masyarakat adat.
Namun, Bupati Yunus Wonda menyayangkan, sebab selama ini, para ondofolo dan ondoafi hanya dipakai sebagai pemadam kebakaran saja dan nilai mereka tidak pernah dilihat dengan baik.
“Seperti dalam visi misi kami, setiap bulan kami akan siapkan honor untuk para ondoafi dan ondofolo, karena mereka sebagai pemilik negeri ini. Tidak bisa mereka dijadikan pemadam kebakaran ketika ada masalah. Untuk itu, kami berdua akan taruh tatanan adat diatas segalanya di kabupaten ini. Kedepannya,saya dan Haris akan bangun kabupaten ini dengan hati dan dengan dukungan dari smua masyarakat kabupaten ini,”ujar Bupati Yunus Wonda.
Terkait persoalan hak ulayat, Yunus Wonda meminta agar tidak langsung melakukan pemalangan, tetapi agar dibicarakan bersama bupati dan wakil bupati.
“Kami anak-anak adat, kami sangat paham. Bicara dengan kami dulu, sebab jika terus dipalang, maka tidak akan ada investor masuk di daerah ini. Kami butuh dukungan masyarakat adat dan ijinkan kami membangun kabupaten ini,” tuturnya.
Usai kegiatan penyambutan oleh tokoh adat di Kabupaten Jayapura, Yunus Wonda dan Haris Richard Yocku langsung mengikuti rapat paripurna penyampaian pidato Bupati dan Wakil Bupati Jayapura yang dilaksanakan oleh DPRD Kabupaten Jayapura di aula DPR di Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Usai meingikuti rapat paripurna, Bupati dan Wakil Bupati langsung menemui ribuan masyarakat di Lapangan Tembak Auri Sentani yang sedang melaksanakan Barapen atau bakar batu. (Tiara).