Jayapura – Gebyar Safari Ramadhan 1442 Hijriyah digelar OJK Papua dan Papua Barat di halaman Masjid Al Amin, Angkasapura, Kota Jayapura, Papua, Kamis (29/4/2021).
Selain masyarakat sekitar dan pengurus masjid, hadir pula perwakilan PT Bank Syariah Indonesia, PT Pegadaian Syariah, Bursa Efek Indonesia Perwakilan Papua dan Papua Barat, perwakilan Bank Wakaf Mikro Honai Sejahtera Papua turut mengedukasi masyarakat tentang produk – produk Syariah.
Kegiatan kali ini merupakan inisiasi OJK untuk membumikan keuangan Syariah dan menyemarakkan bulan suci Ramadhan yang digelar serentak di seluruh kantor Regional dan Kantor OJK di Indonesia bertepatan dengan 17 Ramadhan 1442 Hijriyah bertajuk “Berkah Bersama Keuangan Syariah”.
Plh.Kepala OJK Provinsi Papua dan Papua Barat selaku Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank, Daniel Wesley Rudolp mengatakan, industrikkeuangan syariah Indonesia telah mewarnai industri keuangan nasional lebih dari dua dekade melewati berbagai dinamika perekonomian nasional.
“Patut kita syukuri, dalam lima tahun terakhir, industri keuangan syariah secara konsisten tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Berdasarkan data yang dirilis oleh OJK, per Februari 2021, total aset keuangan syariah Indonesia sebesar Rp1.836 triliun dengan market share sekitar 9,96 persen dari total aset keuangan nasional. Adapun realisasi ini meningkat dari posisi Desember 2020 sebesar Rp 1.803 triliun.
Daniel mengatakan, berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2016 dan 2019, secara nasional indeks literasi keuangan syariah (atau tingkat seberapa paham akan produk dan layanan jasa keuangan syariah) masih terdapat peningkatan dari 8,10% menjadi 8,93%.
Namun pada indeks inklusi keuangan syariah (atau tingkat penggunaan produk dan layanan jasa keuangan syariah) terjadi penurunan dari 11,10% menjadi 9,10%. Sejalan dengan indeks nasional, pada Provinsi Papua juga terjadi hal yang sama, di mana indeks literasi keuangan syariah meningkat dari 1,1% menjadi 4,72%. Sementara indeks inklusi keuangan syariah menurun dari 5,8% menjadi 2,36%.
“Meskipun indeks mengalami penurunan, namun jika dilihat dari segi nominal, inklusi keuangan syariah di Papua tidak mengalami pengurangan, malah mengalami kenaikan, di mana berdasarkan data statistik perbankan syariah tahun 2016 dan 2019, terdapat peningkatan aset pada bank umum syariah dan unit usaha syariah di Papua sebesar Rp125 miliar (18,12%),” kata Daniel.
“Hanya saja nilai keuangan konvensional/non syariah mengalami kenaikan yang lebih signifikan, sehingga angka indeks keuangan syariah terlihat menurun. Persaingan antara keuangan konvensional dan syariah memang tidak dapat terelakkan, tak terkecuali untuk wilayah Papua, khususnya Kota Jayapura,” lanjut dia.
OJK secara terpusat telah merumuskan sejumlah strategi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah agar dapat bersaing dengan konvensional.
Pertama, memperkuat lembaga keuangan syariah melalui peningkatan permodalan dan sumber daya manusia. Kedua, integrasi ekosistem keuangan syariah dengan ekosistem digital. Dan ketiga, peningkatan literasi keuangan syariah melalui program edukasi dan riset.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dan upaya yang baik dalam mencapai dan mewujudkan goal dari strategi ketiga yaitu dapat meningkatkan indeks literasi keuangan syariah, khususnya di Tanah Papua tercinta,” kata Daniel.
Daniel menambahkan, ekosistem ekonomi dan keuangan Syariah harus terus dibangun untuk dapat merealisasikan potensi keuangan syariah yang begitu besar dimiliki oleh Indonesia.
“Kehadiran ekonomi dan keuangan Syariah diharapkan dapat menjadi solusi bagi terwujudnya masyarakat adil dan makmur, serta mendekatkan kita dengan cita-cita untuk menjadikan Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia,” ucap Daniel. (Zul)