Asmat – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama perbankan memberikan edukasi keuangan kepada personel Asmat dan Bhayangkari Cabang Asmat, Papua Selatan. Selain edukasi keuangan, OJK juga melakukan sosialisasi tentang waspada investasi ilegal.
Kepala Sub Bagaian Eduaksi dan Perindungan Konsumen Kantor OJK Provinsi Papua dan Papua Barat Mochammad Akbar mengatakan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan oleh OJK tahun 2019, tingkat inklusi keuangan di Provinsi Papua sebesar 60,89 persen, namun tingkat literasi keuangan hanya sebesar 29,13 persen.
‘’Ditambah lagi, tingkat literasi dan inklusi di Papua dan Papua Barat ini tergolong rendah jika melihat rata-rata seluruh provinsi di Indonesia,’’ ucap Akbar dalam siaran pers, Rabu (14/9/2022).
Selain penggunaan produk jasa keuangan yang tidak optimal, dampak lainnya, kata Akbar, adalah banyak masyarakat yang akhirnya tergiur oleh penawaran investasi ilegal bahkan investasi bodong.
Dari data selama tahun 2021-2022 ribuan entitas telah ditutup yakni Investasi Ilegal sebanyak 1.128 entitas, Fintech Ilegal sebanyak 4.165 entitas dan sebanyak 206 entitas gadai ilegal .
Menindaklanjuti hal tersebut, Akbar mengatakan, OJK bersama dengan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di Tanah Papua bergotong-royong dan bersinergi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Papua.
‘’Salah satunya adalah dengan melaksanakan Edukasi Keuangan dan Waspada Investasi Ilegal Kepada Anggota Polres Asmat dan Bhayangkari Cabang Asmat,’’ jelasnya.
Sementara itu, Fidelis Duma Pirade selaku Manager Bisnis BRI Cabang Timika memaparkan materi produk perbankan kepada personel Polres Asmat dan Bhayangkari Cabang Asmat.
Turut hadir Kapolres Asmat, AKBP Agus Hariadi bersama para pejabat Polres asmat dan Anggota serta Bhayangkari Cabang Asmat dan puluhan peserta lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Kapolres Asmat mengimbau kepada anggotanya agar lebih berhati-hati memilih produk keuangan agar tidak merugikan diri sendiri.(Red)
