Jayapura – Menikah di usia mudah menjadi salah satu faktor penyebab Kabupaten Supiori menempati peringkat pertama angka prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Papua.
Koordinator Program Manager Satgas Stunting Papua, Mochamad Sodiq mengatakan, Kabupaten Supiori menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi se-Papua.
Menurutnya, perilaku kawin mudah menimbulkan berberapa hal yang berdampak kepada anak mengalami stunting.
“Di antaranya kemalasan bekerja sementara istri sedang mengandung, lalu ketika melahirkan anak dibiarkan saja. Otomatis ketika mengandung dan asupan gizinya kurang baik maka anak yang lahir bisa terkena stunting,” jelas Sodiq, Jumat (6/10/2023).
Ia menambahkan, Kabupaten Supiori sebenarnya memiliki kekayaan alam laut yang luar biasa. Namun sayangnya perilaku tersebut membuat angka stunting tinggi di daerah tersebut.
“Itu hasil analisa kami ketika berkali-kali datang ke sana dan melakukan pendampingan atau penguatan. Perilaku, pola hidup dan pola asu ini sangat berpengaruh sekali,” kata dia.
Lanjutnya, untuk mengatasi kondisi ini maka perlu dilakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Contohnya melalui pelatihan pola asuh yang baik dan pemahaman pola perkawinan dan sebagainya.
“Saya sangat yakin masalah stunting dapat teratasi di Supiori, mengingatkan SDA di sana sangat luar biasa. Pemerintah daerah harus memperhatikan beberapa hal tadi,” ujarnya.
Ia menambahkan, masalah stunting tidak hanya tanggungjawab dinas kesehatan, tetapi tanggungjawab semua stakeholder lainnya. “Dinkes itu terkait dengan intervensi spesifik atau hanya 30 persen saja, sedangkan intervensi sensitif itu 70 persen tanggungjawab semua OPD. Misalnya terkait sanitasi, lingkungan, pendidikan, pemberdayaan pangan lokal dan lainnya,” ucap Sodiq.
Selain itu, kata dia, peran unsur agama juga sangat penting untuk memberikan pengertian pentingnya perkawinan dan jarak kelahiran anak. Dengan pemahaman yang baik terkait hal itu maka anak bisa terpelihara dan tidak terkena stunting.
“Dengna kepedulian PJ gubernur hadir, saya yakin akan ada perubahan, kemarin kemairn memang kami selalu mensuport, tapi pemerintah daerahnya masih low (kurang respin), karena itu denga hdirnya pj gubernur dan semnua dinas, mudah mudana adi pemicu kabupaten supiori utnuk penurunan stunting di 2023 ini,” ujarnya.