Jayapura – Penamaan stadion sepak bola Papua Bangkit menjadi Lukas Enembe menimbulkan polemik ditengah-tengah masyarakat Papua.
Ada yang setujuh bahkan ada yang tidak setuju, namun, stadion kapasitas 43 ribu ribu yang dibangun dengan dana APBD Papua sebesar Rp 1.3 Triliun lebih itu akan diresmiskan pada Jumat, 23 Oktober 2020.
Ketua Harian PB PON Papua yang juga selaku ketua panitia peresmian Yunus Wonda menyatakan, pemberiaan nama Stadion Lukas Enembe karena Lukas Enembe yang juga Gubernur Papua ini di anggap sebagai tokoh, pelopor olahraga yang berhasil menjadikan Provinsi Papua sebagai tuan PON XX.
“Rakyat Papua tidak pernah bayangkan bila kita bisa menjadi tuan rumah PON, karena kami menyadari secara infrastruktur, sangat tidak mungkin, tetapi dengan komitmen yang kuat dari bapak Lukas Enembe yang didukung juga oleh bapak wakil Gubernur dan semua pihak, maka hal yang tidak mungkin itu sekarang terbukti, kami Papua juga bisa,“ kata Yunus kepada pers, Senin (19/10).
Pria yang juga menjabat Wakil DPR Papua ini menjelaskan semangat Gubernur Lukas Enembe untuk menjadikan Papua sebagai tuan rumah PON XX patut mendapatkan apresiasi. Hal ini pun menjadi pembuktikan kepada Indonesia, bahwa Papua juga bisa bersaing dengan daerah lain dalam pengembangan infrastruktur.
Apalagi setelah disetujui menjadi tuan rumah, Gubernur mewujudkannya dengan membangun Stadion Utama Papua Bangkit yang dibangun dengan menggunakan anggaran murni APBD Provinsi Papua hamper senilai 1,4 triliun rupiah.
“Prinsip beliau adalah ambil dulu baru nanti disiapkan, karena menurut beliau kalau siapkan dulu infrastrukturnya baru mau lobby, itu nanti lama. Dan akhirnya lihat sendiri, saat papua dipercayakan sebagai tuan rumah, Pak Gubernur langsung memerintahkan untuk bangun stadion, yang saat ini kita kenal dengan nama Papua Bangkit,“ jelasnya.
“Sesuatu yang awalnya mustahil itu ditangan beliau saat ini semua bisa terwujud. Itulah alasan nya mengapa kami DPR papua saat itu (tahun 2019) mengajukan nama stadion Papua Bangkit kita ganti dengan nama beliau, Lukas Enembe,” tambahnya.
Meskipun adanya banyak yang mengatakan bahwa pemberian nama stadion jikalau orang tersebut telah tiada, namun hal itu sudah dilakukan pembicaraan secara langsung dengan Gubernur Papua Lukas Enembe yang tidak mempermasalahkan namanya.
“Kami telah berdiskusi dengan bapak gubernur terkait polemik dimasyarakat soal penyebutan nama Lukas Enembe pada stadion Papua bangkit sementara beliau masih hidup, dan beliiau menjawab silahkan itu tidak masalah kalau persoalan hidup-mati itukan urusannya Tuhan,” pungkasnya.
Diketahui, selain peresmian dan pergantian nama stadion papua bangkit, secara bersamaan juga akan dihelat pemberian nama Bandara Sentani menjadi Bandara Theys Hiyo Eluay, peluncuran buku jumlah OAP (orang asli papua), peresmian venue yang dibangun dari APBD Papua serta hitung mundur 362 hari menuju PON XX tahun 2021.