Pasific Pos.com
Nasional

Moeldoko Turun Gunung Serap Aspirasi Publik Terkait Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara

Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko bertemu tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan Perbekel (Kepala Desa), dan para Panglingsir se Jebag Bali, di kecamatan Kubutumbuhan, Buleleng, Bali, Kamis (27/7).

Buleleng, Bali – Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko melakukan kunjungan kerja ke Buleleng, Bali, Kamis (27/7). Kedatangannya untuk mendengar dan menyerap aspirasi publik terkait pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.

Di hadapan tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan Perbekel (Kepala Desa), dan para Panglingsir se Jebag Bali, Moeldoko menyampaikan program pembangunan Bandara Internasional Bali Utara memiliki nilai strategis. Maka menjadi hal mendasar jika berbagai pertimbangan baik secara teknis, ekonomi, politik, dan aspek-aspek lain selalu dikomunikasikan, dikoordinasikan, dan disinergikan antara pemerintah pusat dengan daerah.

Atas dasar itu, kata dia Moeldoko, Kantor Staf Presiden hadir untuk mendengar dan menyerap aspirasi publik. Hal ini sejalan dengan tugas dan fungsi Kantor Staf Presiden dalam melaksanakan pengendalian program sekaligus komunikasi politik dengan para stakeholder. “Apa yang menjadi aspirasi masyarakat terkait pembangunan Bandara Bali Utara akan kami teruskan ke Presiden untuk mendapatkan perhatian,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Moeldoko, menegaskan pencoretan proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), bukan berarti proyek tersebut dibatalkan. Melainkan hanya ditunda sementara waktu karena pertimbangan
prioritas dan lainnya. “Justru inilah waktu yang tepat untuk mematangkan perencanaan, termasuk melakukan komunikasi dan koordinasi yang lebih intensif dengan stakeholder,” ujar Moeldoko.

Panglima TNI 2013-2015 ini juga memastikan bahwa pemerintah berkomitmen terhadap pengembangan wilayah Bali Utara. Sebab selama ini pembangunan di Pulau Bali masih terpusat di wilayah Bali Selatan. Kondisi tersebut dinilai bisa menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi, khususnya di wilayah Bali Utara dan Bali Timur.

Leave a Comment