Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko menerima kedatangan Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, H.E. Lilla Karsay di Kantor Star Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (7/8). Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas beberapa kerja sama bilateral terkait percepatan pembangunan Pemerintah Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan Pemerintah Hungaria. Hal tersebut salah satunya membahas mengenai proyek Multi Lane Free Flow (MLFF) bernilai US$ 300 juta (sekitar Rp. 4,4 Tirliun) untuk dapat terlaksana.
Moeldoko menyampaikan, batalnya uji coba MLFF di Tol Bali Mandara memiliki permasalahan yang perlu diselesaikan secara internal agar ditemukan penyelesaian masalah yang dapat berkontribusi baik untuk kedua belah pihak. Ia menambahkan, bahwa sistem yang ditawarkan oleh Hungaria tentu harus disesuaikan dengan yang berlaku di Indonesia. ”Perlu ditemukan keseimbangan baru untuk kedua belah pihak dalam penyelesaian proyek ini, dan hal ini sudah menjadi perhatian langsung oleh Bapak Presiden,” ujarnya.
Moeldoko menilai sistem MLFF ini perlu berbagai pertimbangan karena dapat mempengaruhi banyak hal di berbagai sektor. Mulai dari legalitas, penegakkan hukum, sistem pusat, kesiapan teknis seperti kamera, mobil, sistem cloud, hingga pengoperasian sistem itu sendiri. Disampaikan, bahwa sistem yang berhasil di negara Hungaria, belum tentu akan berhasil di Indonesia. Sehingga, dibutuhkan diskusi-diskusi dengan para pihak terkait untuk dapat menguraikan permasalahan yang terjadi di proyek sisem layanan jalanan transaksi tol non tunai nirsentuh tersebut.
Panglima TNI 2013-2015 ini, menyebut pertemuan ini akan menjadi komunikasi berkelanjutan kepada pihak-pihak terkait proyek Tol Bali Mandara, termasuk pihak Jasamarga. Moeldoko menyatakan, masih ada beberapa kerja sama bisnis dalam proyek ini yang dinilai belum secara adil menguntungkan kedua belah pihak. Namun, pihak KSP akan mencari jalan keluar untuk menghasilkan solusi yang tepat dalam meneruskan proyek Jalan Tol Bali Mandara tersebut.
Sebelumnya, Kepala Star Kepresidenan sudah menyarankan pihak Hungaria untuk dapat menggandeng pihak Jasamarga ke proyek jalan Tol tersebut. PT Jasamarga Bali Tol (JBT) sendiri merupakan pengelola ruas Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa (Bali Mandara). Langkah ini dinilai akan membantu menguraikan permasalahan yang akan berpengaruh pada keberlanjutan proyek. Proyek ini sendiri dinilai seharusnya tidak merugikan negara, karena pembiayaannya merupakan invesasi murni dari Pemerintah Hungaria tanpa ada dana APBN.
Sementara itu, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Lilla Karsay, piahk Pemerintah Hungaria terus berupaya untuk menjalankan negosiasi agar kelancaran proyek Tol Bali Mandara tersebut dapat segera diaplikasikan di Indonesia. Meningat, berbagai kerja sama bilateral yang baik sudah diimplementasikan, salah satunya Sistem Peyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM-IKK) dan pendanaan beasiswa bagi mahasiswa Politeknik dan Sekolah Vokasi magang di negara “Tanah Magyar” tersebut. Kedua negara, Indonesia dan Hungaria, sudah berkomunikasi selama 68 tahun dengan implementasi kerja sama bilateral yang baik.
“Meskipun terdapat berbagai halangan terkait implementasi proyek tol ini, kami dari pihak Pemerintah Hungaria secara terbuka membuka diskusi dengan pihak terkait, dan pastinya kami tidak ada niatan untuk melaksanakan proyek ini hanya dari cara kami, berbagai penawaran yang dapat menjadi persetujuan positif kedua belah pihak akan kami tunggu,” ujar Duta Besar termuda tersebut.
Duta Besar Hungaria, secara langsung menyatakan kunjungan ke KSP akan menjadi Langkah positif untuk dapat menyelesaikan bottleneck permasalahan proyek Tol Bali Mandara. Sehingga, solusi yang tepat dalam penyelesian proyek transaksi tol non tunai nirsentuh tersebut. “Kami akan segera kordinasikan dengan Jasamarga segera dan kami akan diskusikan lebih lanjut dengan pihak Hungaria,” pungkas Moeldoko.
Pertemuan Duta Besar Hungaria di Kantor Staf Presiden, dihadiri oleh Kepala Staf Presiden, Dr. Moeldoko, Deputi III KSP, Edy Prioyono, dan Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, H.E. Lilla Karsay, serta Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Atila Keszeg.