Oleh: WILLEM WANDIK S.SOS (Bupati Tolikara Terpilih, Dewan Pakar Prabowo-Gibran Presiden, Ketua MPO DPP GAMKI, Waketum DPP PD)*
*Damai Natal* – *Bupati Tolikara Terpilih Willem Wandik S.Sos bersama Wakil Bupati Yotam Wonda SH. M.Si* mengucapkan selamat dalam merayakan kebahagian dan suka cita Natal bagi ummat Kristiani di Tanah Air, kedamaian dan keselamatan bagi seluruh ummat di dunia, dan kedamaian natal terkhusus bagi kerabat OAP di Tanah Papua (berharap berhentinya pertumpahan darah di Tanah Papua yang berlangsung Puluhan Tahun)..
Kedamaian dan suka cita natal diharapkan hadir bagi seluruh saudara sebangsa dan setanah air dari berbagai latarbelakang suku, budaya, asal usul daerah, yang telah teritegrasi bersama kehidupan bersama Masyarakat asli di Tanah Papua.. Serta Kebangkitan dan kedamaian di Tanah Warisan Injil di kabupaten Tolikara yang harus menjadi simbol pemersatu bagi setiap pemimpin politik, pemimpin gereja, pemimpin lintas agama, ketokohan, gerakan kepemudaan, yang memberikan contoh dan keteladanan, betapa indahnya persatuan dalam kedamaian, dan kesadaran akan pentingnya menjaga suasana damai dan sejuk di kabupaten Tolikara..
Diakui memang ada KETEGANGAN SOSIAL yang sempat HADIR ditengah-tengah masyarakat Tolikara, karena PERBEDAAN PANDANGAN DAN PILIHAN POLITIK, yang telah berlangsung disepanjang Tahun Politik 2024 (baik dalam event Pemilu Presiden dan Legislatif, maupun dalam event yang terbaru, pelaksanaan agenda Pilkada Serentak, 27 November kemarin).. Sejujurnya, suasana batin masyarakat kita sudah lelah dengan POLARISASI (Pertengkaran) yang timbul akibat prosesi Politik yang berlangsung disepanjang Tahun Pemilu 2024.. Secara maraton, dalam satu tahun penuh, rakyat kita disuguhkan dengan intensitas KETERBELAHAN DUKUNGAN POLITIK, yang harus segera di DINGINKAN dengan seruan KEBAJIKAN untuk REKONSILIASI SOSIAL dalam Suasana Perayaan Natal yang memberikan Kesejukan dan Kedamaian bagi semua Ummat di Akhir Tahun 2024 ini..
Menyadari Dengan HATI dan PIKIRAN yang bersih, bahwa kesadaran terhadap Nilai-Nilai Mulia ajaran Cinta dan Kasih Kristus di Tanah Injil, Legacy Mulia Missionari yang membangun sejarah panjang Penginjilan di kabupaten Tolikara, harus memberikan kesadaran kolektif kepada seluruh Anak Adat, Anak suku, anak komunal, anak gunung, anak koteka, dan anak Gereja, untuk menjaga HARKAT DAN MARTABAT dari pemberian karunia atas Nikmat Keimanan Dalam Kasih Kristus, untuk terus merajut Kedamaian, Kesejukan, Menghindari Pertumpahan Darah, dan Menekan Ego Politik Partisan serta menyadari arti pentingnya Merayakan Natal, Berkumpul bersama kerabat keluarga, saling berbagi bingkisan hadiah, melihat senyum dan tawa anak anak yang memiliki harapan, melalui Keteladanan para pemimpin Politik, pemimpin kelompok kepentingan, yang bersedia untuk Merajut Kebersamaan dan Rekonsiliasi Sosial, demi hadirnya Perayaan Natal yang Membahagian semua orang di Tanah Papua..
Tidak ada kemuliaan dan Kebahagiaan, jika BUKAN KITA SENDIRI yang mewujudkannya.. Para generasi terdidik dan calon pemimpin masa depan di kabupaten Tolikara, tidak perlu terlalu banyak berharap dengan hadirnya JURU RUNDING DAN PERDAMAIAN dari luar Tanah Papua.. Justru KITA SENDIRILAH yang seharusnya, BERSEPAKAT untuk MEMULIAKAN Tanah dan negeri kelahiran, Memuliakan Masyarakat, Memuliakan Adat, Memuliakan Agama, Memuliakan dan Menghargai Setiap Perbedaan pandangan politik, tidak mudah untuk bertikai diantara sesama, dan Terus menjaga Komitmen serta Integritas diri, bahwa Kepentingan dan Keselamatan Rakyat berdiri diatas pondasi tujuan esensial setiap Calon Pemimpin di Tanah Papua..
Para pemimpin Politik, terutama terhadap siapapun, baik itu pihak yang memenangkan Pemilu Kepala Daerah (Gubernur Terpilih dan Bupati Terpilih), maupun pihak yang belum terpilih, pentingnya memiliki KEIMANAN DAN KECINTAAN yang tulus kepada Tuhan dan Rakyat, sehingga Pandangan dan penilaian subyektif setiap individu pemimpin politik, tidak boleh mengorbankan Kedamaian dan Kesejukan di Masyarakat.. Terhadap pihak-pihak yang masih meneruskan upaya politik di Gedung Mahkmah Konstitusi, penting untuk tetap menjaga Kesejukan Perayaan Natal sebagai wujud dari KEIMANAN Kepada Tuhan, dan kesakralan Ajaran Injil, yang menjadi pedoman hidup, diatas seluruh kepentingan Raja-Raja dan Penguasa Duniawi yang tidaklah kekal..
Siklus Kepemimpinan dalam sistem negara demokratis, seperti di Indonesia, Tanah Papua, bukanlah prosesi yang final melainkan menjadi siklus yang terus berlangsung di negeri ini.. Kemenangan dalam ajang kontestasi Pilkada, bukanlah kemenangan yang dimaksudkan untuk Dirayakan, justru menjadi TANGGUNG JAWAB untuk memikul BEBAN PEMBANGUNAN seluruh aspek kehidupan masyarakat di Daerah, tanpa terkecuali, Peran seluruh Pemimpin Informal (baik itu Tokoh Adat, Tokoh Gereja, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, Kalangan intelektual) yang harus Bekerja Sama dalam Mencapai Tujuan Pembangunan di Tanah Injil, Tolikara..
MARI MERAJUT KEMBALI NILAI-NILAI PERSAUDARAAN, diantara sesama anak Lani, Anak adat, Anak Suku, Anak Gunung, Anak Gereja, dan Perwujudan dari rasa syukur kepada ALLAH BAPA yang menghadirkan PERAYAAN NATAL 2024 Dan HADIRNYA TAHUN BARU MASEHI 2025, sebagai TEMPAT DAN WAKTU untuk para PEMIMPIN di kabupaten Tolikara dan Tanah Papua pada umumnya, untuk BERKHIKMAD kepada KEBAJIKAN, Mengumpulkan Energi Positif, Melupakan Perbedaan, Memberikan Maaf Atas Kesalahan dan Kekhilafan Pribadi, Menjaga Nilai-Nilai Hidup Bersama sebagai Anak Komunal, Menjadikan NATAL 2024 dan Tahun Baru 2025 Sebagai Hari REKONSILIASI SOSIAL, POLITIK, KULTURAL yang Memberikan Jaminan Rasa Aman, Damai, Sejuk dan Kebahagian yang terlihat dari senyum manis anak anak kita, Melihat untuk Pertama Kali, Perayaan Natal Tanpa Pertumpahan Darah di Tanah Papua….Wa Wa Wa Wa.