Sentani – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) Cabang Jayapura melakukan perjalanan panjang menuju Kampung Yongsu Dosoyo, Distrik Raveni Rara, Kabupaten Jayapura, Papua untuk menggelar sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Perjalanan yang memakan waktu sekitar dua jam ini melibatkan 15 orang pegawai BPJS Kesehatan, dipimpin langsung oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jayapura, Deny Jermy Eka Putra Mase. Mereka harus melewati jalur darat dan laut dari Abepura menuju Kampung Yongsu Dosoyo, Papua.
Kegiatan sosialisasi JKN di Kampung Yongsu Dosoyo dimulai pukul 11.30 WIT bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya program JKN sebagai perlindungan kesehatan. Dalam sambutannya, Deny Jermy Eka Putra Mase menjelaskan beberapa poin penting terkait JKN.
“BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan memang sering kali membuat masyarakat bingung. BPJS Kesehatan fokus pada Program Jaminan Kesehatan Nasional, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan fokus pada perlindungan tenaga kerja,” jelas Deny.
Deny juga menekankan urgensi JKN sebagai perlindungan kesehatan yang sangat penting bagi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa ada dua jenis kepesertaan JKN, yaitu Peserta Mandiri dan Peserta Bantuan Pemerintah.
”Hampir seluruh masyarakat di Kampung Yongsu Dosoyo merupakan peserta JKN segmen bantuan pemerintah daerah atau biasa disebut PBI APBD, sehingga mari Bapak/Ibu untuk memanfaatkan program JKN dengan maksimal, jika ada yang ingin ditanyakan, mari silahkan bisa untuk ditanyakan,” ucap Deny.
Selain itu, Deny juga memberikan informasi mengenai kanal layanan yang dapat diakses oleh masyarakat untuk pelayanan kesehatan. Deny menjabarkan kanal layanan secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni kanal layanan administrasi JKN dan kanal layanan serta pengaduan di fasilitas kesehatan.
“Pelayanan kesehatan JKN dilakukan secara berjenjang, kecuali dalam keadaan darurat. Ini penting untuk memastikan setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya,” tambahnya.
Deny juga menyampaikan pentingnya kepemiikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai syarat kepesertaan JKN. Ia mengajak masyarakat untuk proaktif mengecek status kependudukan mereka agar bisa mengintegrasikan data kepesertaan JKN miliknya.
“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat agar selalu updating data NIK dan JKN. Pastikan data di Dukcapil selalu terbaru agar semua bisa mendapatkan manfaat dari JKN,” katanya.
Pada sesi tanya jawab, Suster Maria dari UPTD Puskesmas Raveni Rara mengajukan pertanyaan mengenai pendaftaran bayi baru lahir yang belum memiliki NIK. Deny menjawab bahwa bayi baru lahir dapat langsung didaftarkan sebagai peserta JKN dengan menggunakan Kartu JKN atau NIK Ibu Kandung yang aktif dan Kartu Keluarga (KK).
“Namun, setelah tiga bulan sejak lahir, data bayi harus segera diubah berdasarkan NIK yang didapatkan pada KIA (Kartu Identitas Anak) yang telah didaftarkan di Dukcapil,” jawabnya.
Pertanyaan lainnya, diajukan oleh seorang peserta yang menanyakan tentang pencetakan kartu JKN. Deny menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan sudah tidak lagi mencetak kartu karena seluruh layanan kesehatan cukup menggunakan KTP atau NIK saja.
“Namun, jika ada kondisi khusus seperti keterbatasan jaringan atau force majeure lainnya, maka pencetakan kartu bisa dipertimbangkan. Silakan berikan fotokopi KTP atau KK kepada Suster Maria untuk diproses lebih lanjut,” terangnya.
Selama kegiatan sosialisasi, Tim BPJS Kesehatan yang hadir juga membagikan selebaran atau pamflet berisi informasi administrasi kepesertaan JKN dan buletin atau majalah INFO BPJS Kesehatan kepada masyarakat setempat.
Acara ini diakhiri dengan antusiasme tinggi dari masyarakat Kampung Yongsu Dosoyo. Masyarakat berharap dengan adanya sosialisasi ini, mereka dapat lebih memahami pentingnya program JKN dan bagaimana cara mengakses layanan kesehatan yang tersedia.
Kegiatan seperti ini diharapkan terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang program-program kesehatan yang bermanfaat bagi mereka.