Jayapura – Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mematangkan rencana pemerintah mendorong pemberdayaan sosial dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) Papua. Mensos mendorong penguatan kerja sama perguruan tinggi, yakni Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) dengan Universitas Cendrawasih (Uncen).
Untuk mewujudkan rencana tersebut, Mensos bertemu Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT. Pertemuan ini membicarakan rencana pengembangan pemberdayaan sosial, human development dan bantuan aksesibilitas transportasi di wilayah Papua.
Mensos Risma berkeyakinan, langkah awal meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Papua adalah dengan meningkatkan aksesibilitas. Jika aksesibilitas baik, maka akan mendorong penguatan aktivitas perekonomian yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Para pakar-akar dari ITS akan dilibatkan dalam mengembangkan alat transportasi air berupa perahu, dengan berkolaborasi dengan para sarjana di Uncen. Kerja sama ini tidak hanya dimaksudkan untuk memastikan terjadinya transfer of knowledge namun lebih jauh juga dengan memberdayakan masyarakat setempat.
“Kita bisa saja membelikan perahu dari luar, tapi kalau seperti itu tidak akan ada transfer knowledge . Oleh karena itu kemudian saya sampaikan ke Rektor Uncen dan kemudian saya sampaikan ke ITS. Alhamdulillah , keduanya siap membantu,” kara Mensos Risma di Jayapura (03/10).
Mensos menjelaskan peran strategis alat transportasi air berupa perahu. Kondisi geografis Papua yang banyak dilalui sungai menjadi modal memperkuat akses transportasi warga. Mensos berpendapat, perlu perahu yang bisa memuat barang dengan kapasitas besar agar distribusi barang ke masyarakat dapat dilakukan secara efisien.
“Saya punya konsep seperti ini. Perahu yang ingin dikembangkan awalnya didesain maksimal muatannya 200 kilogram. Lalu berikutnya maksimal satu ton dan saya nego jadi dua ton. Kalau kita bisa gunakan perahu seperti itu, kita bisa efisien agar harga barang terkendali. Masyarakat kan tidak mungkin sejahtera kalau harga barang-barang mahal,” kata Mensos.
Tidak hanya menyiapkan angkutan air, Kemensos juga berencana mengembangkan transportasi darat berupa sepeda motor dengan baterai yang sudah dibuat oleh ITS dengan nama “ GESITS”. Bahkan nantinya tidak hanya sepeda motor, ITS juga akan membuatkan stasiun pengisian energi dengan menggunakan teknologi solar cell.
“Saya sempat berencana untuk mengembangkan mobil listrik, tapi banyak rintangannya seperti harus bikin jembatan dan lain-lain. Maka dari itu yang paling masuk akal adalah mengembangkan motor. Namun motornya harus dimodifikasi untuk menyesuaikan medan. Dari situ aksesibilitas bisa kita jaga dengan bahan bakar listrik, agar tidak terpaku oleh BBM dan ekonomi bisa jalan.”
Tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas Provinsi Papua, Mensos juga menjelaskan pengembangkan alat transportasi ini sebagai kesempatan bagi mahasiswa yang terlibat untuk meningkatkan keilmuannya.
“Ini memang sulit. Namun seperti kehidupan yang ketika kecil kita sulit untuk berjalan namun pada akhirnya bisa berlari, maka dari itu kita harus mulai dari sekarang. Mahasiswa ini akan bisa survive kalau mereka mengerti kondisi lapangan. Kalau hanya teori nanti tidak bisa merancangnya,” kata mantan Walikota Surabaya itu.
Usaha Kemensos ini tidak luput dari apresiasi tokoh agama setempat. Ketua Sinode Gereja Kristen Injil (GKI) Pdt. Andrikus Mofu, M.Th mengatakan alat-alat transportasi ini nantinya akan bermanfaat bagi rakyat Papua.
“Terima kasih untuk Ibu Mensos yang sudah membantu masyarakat Papua. Saya salah satu orang yang sangat mengapresiasi Ibu Mensos semenjak dari jadi wali kota Surabaya hingga kini jadi Menteri Sosial. Saya yakin ini adalah karena kehendak Tuhan untuk membuat masa depan Indonesia lebih baik,” katanya.
Akan Berkantor di Papua
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengatakan, agar penanganan kemiskinan lebih efektif, dia akan berkantor sementara di Papua.
“Saya akan berkantor di Papua agar penanganan kemiskinan lebih efektif. Karena tantangannya cukup berat. Menko Perekonomian telah menyampaikan ada tujuh provinsi harus ditangani kemiskinannya, salah satunya di Papua,” kata Menteri Risma usai rapat bersama Rektor Uncen Jayapura dan pimpinan ITS, Minggu (3/10/2021).
Risma mengatakan, telah membagi tugas pejabatnya dengan menempatkan mereka di tujuh provinsi tersebut. Namun, khusus di Papua, Risma akan menangani langsung dengan berkantor sementara di Papua. (Zul)