MIMIKA – Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyau, SSos menghadiri misa Pentahbisan 3 Imam dan 2 Diakon yang dilaksanakan secara meriah di Gereja Santo Stefanus Sempan Timika, Kabupaten Mimika, Papua, pada Minggu 16 Oktober 2022.
Dari hasil pantauan Pasific Pos di lapangan, perayaan penerimaan Sakramen Tahbisan Presbyterat oleh Uskup Keusukupan Sorong-Manokwari, Mgr Hilarion Datus Lega, Pr kepada tiga calon imam dan dua diakon di Gereja Katolik St. Stefanus, Sempan-Timika, serta dihadiri oleh ribuan masyarakat, khususnya umat Katolik di Timika.
Setelah menyatakan kesediaannya untuk ditahbiskan menjadi imam dan diakon, serta kesediaan taat pada Uskup, dan kesetiaan menjalankan tiga tugas utama untuk memimpin, mengajar dan menguduskan, ketiga calon imam dan diakon pun ditahbiskan.
Adapun tiga calon imam yang ditahbiskan hari ini (red: Minggu) yaitu Diakon Ricky Carol Yeuyanan Pr, Diakon Theodorus Yoseph Tepa OFM, dan Diakon Emanuel Richardus Buang Lela Pr.
Sedangkan dua frater ditahbiskan menjadi daikon, yakni Fr. Alpius Alpen Mujijau, OFM dan Fr. Domisius Wandi Batoteng Raya, OFM. Sementara dari rangakaian pengukuhan diawali dengan penyerahan dari orang tua para tertahbis.
Selanjutnya para calon imam dan diakon itu berlutut dihadapan Uskup untuk menyatakan kesediaannnya menjadi imam dan diakon, diikuti dengan prosesi tidur terkelungkup di depan altar. Juga dengan penumpagan tangan kepada calon imam dan diakon tertahbis oleh Uskup dan diikuti 80 pastor yang hadir saat itu.
Setelah itu, prosesi tahbsan dilanjutkan dengan pengenaan jubah oleh Uskup kepada para tertahbis didampingi oleh orang tua, disertai doa khusus dari Uskup Hilarion.
Kemudian para imam tertahbis diurapi dengan minyak suci oleh Uskup, diikuti dengan penyerahan bahan persembahan. Mgr Hilarion Datus Lega, Pr menyebut nada dasar pewartaan injil yang diangkat dalam upacara tahbisan Adalah ‘Takut akan Allah’.
“Orang-orang yang takit akan Allah adalah orang-orang yang tahu berterima kasih, sebagaimana Mazmur 10, aku mau berterima kasih, berbahagialah semua yang memuliakan Tuhan karena mereka semua takut akan Tuhan,” ungkapnya.
Imamat dan diakonat kata Mgr Hilarion adalah anugerah istimewa karena kemurahan dan kebaikan Tuhan yang patut kita syukuri. “Suadara tidak boleh lagi bersimpuh di depan HP, dunia modern saat ini, istri bukan hanya takut kepada suami atau sebaliknya, tapi takut kepada HP ibarat dia punya Tuhan Allah baru,”tegas Uskup Hilarion.
Sebab, kata Mgr Hilarion Datus Lega peristiwa tahbisan imam dan diako hari ini mengingatkan kita agar takut akan Tuhan.
“Karena kemurahan dan kerahiman Dia memilih anak-anak dari rahim kita sendiri, karena kepada Tuhan kita bersimpuh dan duduk dihadapan-Nya, dan pada akhirnya Dia menyelenggarakan semua yang terbaik dalam hidup kita. Pastikan kita selalu kembali dan berlari kepada Tuhan, karena Tuhan pedoman hidup kita. Tuhan pula melacarkan segala tindakan dan perilaku kita, bukan hanya dibayangkan, tapi sungguh-sungguh menyertai, berjalan bersama, dihayati bahkan tidur bersama untuk membesarkanmartabat imamat, juga martabat diakonat para tertahbis” ungkapnya.
Dikatakan, kita boleh optimis, karena Gereja Katolik dan Apostolik menyambut orang muda penuh semangat, terdidik dan terlatih untuk tugas pelayanan,ini bukan karena kehebatan, tapi melalui allah yang terus berkarya hingga mengatar mereka kepada martabat imamat dan diakonat.
Namun Uskup Hilarion pun mengaku mengapresiasi semangat dan segala dukungan yang diperlihatkan dan disaksikan melalui prosesi penerimaan dan penyambutan dalam martabat imamat dan diakonat.
“Kini mulai semangat orang Kamoro, berdoa supaya leluhurnya turun, orang Lamaholot, bahkan perempuannya menari dengan parang. Kita juga menyambut seorang raja Kei dari Bombay sampai di Tual. Kita pun menyambut seorang anak Toraja, dipersembahkan dengan tarian adat,
dan seorang diakon dengan tarian goyang pantat dan tarin susu yang meriah. Ini semua bukan karena tepuk tangan, tapi karena kemurahan dan kemuliaan Tuhan,” ujar Uskup Hilarion.
Bahkan secara pribadi Uskup Hilarion menyatakan, jika kemuliaan dan kemurahan Tuhan itu diperlihatkan kepada anda berlima (tiga calon imam dan dua diakon), yang dikenal dan dipilih dan dengan perantaran Uskup diurapi-Nya.
Apalagi sambungnya, diiringi tarian adat dan budaya dari tanah leluhur, jiwa raga, ini semua menunjukan kebesaran dan kuasa Tuhan. Termasuk koor dengan kemerduan suara yang tidak dapat diragukan, ini seperti nyanyian para malaikat di surga. “Termasuk bapak, ibu, saudara, sanak keluarga, kaum kerabat, umat, 80 pastor, 100 suster serta 150 petugas pastoral, ini semua karena penyelenggaraan ilahi,”ucapnya.
Proficiat, damai Tuhan besertamu, demikian ucapan selamat dari Uskup Hilarion kepada tiga imam tertahbis.
Sementara itu, Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyau, SSos dari daerah pemilihan Kabupaten Mimika ini mengucap syukur kepada Tuhan karena Pentahbisan ini berjalan dengan baik dan lancar bahkan sukses hingga pada acara malam syukuran
“Saya sangat bangga bahwa semua umat Katolik yang ada di Kabupaten Mimika bahkan masyarakat yang ada di Kota Timika ini memberi suport atas kegiatan pentahbisan ini di Gereja Paroki ST. Stefanus Sempan Keuskupan Timika, ” kata Mathea Mamoyau, kepada Pasific Pos di Timika, Senin 17 Oktober 2022.
Sebagai Anggota DPR Papua dan juga sebagai anak daerah menilai, Pemerintah Kabupaten Mimika sangat membantu, bahkan turut ambil bagian dalam proses persiapan pelaksanaan pentahbisan ini hingga selesai.
Menurutnya, keterlibatan Pemkab Mimika ini sangat baik. Bahkan pada kesempatan ini ia juga berterimakasih kepada Anggota DPR Kabupaten Mimika yang ikut mensuport atas terlaksananya
kegiatan ini.
“Dalam kegiatan pentahbisan ini, semua Anggota DPR Mimika menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan ini hingga pada acara malam syukuran. Itu pandangan saya sebagai Anggota DPR Papua tapi juga perwakilan dari Mimika dan lebih khusus perempuan dari Komoro,” ungkap Mathea Mamoyau.
Selain itu lanjut Politisi PDI Perjuangan ini mengaku bangga dan bersykur, sebab diantara mereka yang ditahbisakan itu ada salah satu anggota keluarganya kelahiran Kokonao, asal suku Komoro, Kabupaten Mimika, yakni Theodorus Yosep Tepa.
“Sangat bangga, bersyukur juga terharu karena dia (Theodorus Yosep Tepa) ini adalah keluarga dekat saya. Dia adalah salah satu putra Komoro terbaik yang dipilih Tuhan untuk ditahbiskan menjadi Imam untuk melayani umat yang ada di bumi ini. Dan dia juga masuk dalam projo OFM, memang projo OFM ini agak susah tapi dia bisa lolos, itu berarti Tuhan memang pilih dia. Oleh karena itu kami mengucap syukur kepada Tuhan sebab Theo adalah salah satu yang ditunjuk oleh Tuhan, ” tuturnya
Untuk itu, Wanita asal Komoro ini berharap, agar kedepannya lebih banyak lagi pemuda pemuda asal Komoro yang bisa menjadi pelayan Tuhan seperti Theodorus Yosep Tepa yang ditahbisakan.
“Memang banyak pelayan Tuhan tapi kalau ditahbiskan itu berbeda karena kalau sudah ditahbiskan itu menjadi kaum kekal. Jadi memang itu suatu hal yang tidak gampang karena harus melewati proses yang cukup panjang dan diselidiki juga oleh para Imam untuk bisa ditahbiskan menjadi seorang Imam atau Pastur. Hampir tida ada kata kata lagi, tapi saya hanya bersyukur kepada Tuhan bahwa semua bisa berjalan dengan baik dan lancar,”ujarnya.
Apalagi kata Mathea sapaan akrab Anggota Komisi IV DPR Papua ini, antusias dari masyarakat Komoro Timur Barat itu juga sangat tinggi. Mereka melihat ini suatu hal yang sangat sakral di dalam Gereja Katolik karena pentahbisan seorang Imam itu datangnya dari anak asli Komoro yang terbaik.
“Dan memang untuk menjadi seorang Imam itu harus melewati perjuangan yang panjang dan kesabaran. Dia digebleng betul betul sebelum ditahbiskan. Jadi kami sebagai keluarga kita menyerahkan dia untuk menjadi pelayan umat dimana pun dia ditempatkan menjadi pelayan Tuhan,” terangnya.
Sekedar diketahui, jalannya prosesi misa Tahbisan Presbyterat ini berjalan dengan lancar dan damai. (Tiara).