“Tenaga medis masih kurang sehingga saya langsung ikut periksa suhu tubuh menggunakan thermometer digital. Sekarang (Rabu, 25/03/2020) masuk hari kedua pelayanan kami. Hasil pemeriksaan hari ini belum ada yang kami temukan orang yang dengan ciri-ciri terjangkit Virus Corona,” imbuh Yendiles Towolom.
Dikatakan pula, beberapa hari terakhir kanal media sosial di tengah masyarakat Indonesia diramaikan pesan: Kami Bekerja Untuk Kamu, Kamu di Rumah Untuk Semua, Untuk Indonesia”. Slogan itu dibuat untuk memberi pemahaman kepada publik agar berjuang bersama memutus mata rantai wabah Corona, dengan berdiam diri di rumah dan menghindari interaksi antarmanusia.
“Jadi sebelum dibentuk Tim Satgas, saya sudah lebih dahulu sebarkan surat imbauan bahaya Covid-19 kepada 14 Jemaat GIDI Klasis Goyage. Saya himbau, selama 14 hari masyarakat Distrik Geya dan Distrik Goyage jangan datang ke Kota Karubaga, tetapi sebaiknya tinggal di kampung melakukan aktivitas seperti biasa,” tuturnya.
Dengan berlatar sebagai seorang perawat, Yendiles Towolom mengaku siap melayani masyarakat dalam mengatasi penyebaran virus yang paling ditakuti seluruh masyarakat di dunia ini. Ia pun menegaskan agar masyarakat Tolikara harus hati-hati tidak terjangkit Virus Corona.
“Kami tidak mau virus ini masuk di Tolikara. Cukup di beberapa daerah saja yang sudah kena. Karena kalau virus ini kena masyarakat kita di pegunungan, nanti bahaya sekali karena akan cepat menyebar,” tegasnya.
Yendiles Towolom pun berharap agar seluruh elemen masyarakat baik pimpinan Gereja, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Pemuda agar bersatu untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
“Jadi masyarakat Tolikara jangan anggap biasa-biasa saja Virus Corona. Kita harus mencegahnya. Mari kita bersama-sama berjuang untuk menghindari penularan virus berbahaya ini,” pungkasnya.