Jayapura – Peace Literacy Institute Indonesia di Papua, mensosialisasikan pentingnya Literasi Damai, di era Revolusi Industri 4.0 dalam acara Seminar mahasiswa Lanny Jaya, Kota Studi Se-Jayapura, di Asrama Putra Lanny Jaya, Kamis 27 Oktober 2022.
Maiton Gurik, selaku Deputi Peace Literacy Institute Indonesia di Papua, diundang menjadi salah satu pembicara. Maiton menyampaikan diera digitalisasi 4.0 ini sistem yang menopang dunia semakin cerdas, canggih, otomatis dan otomasi dalam industri. Industri digerakan oleh data melalui tekhnologi machine leraning dan AI (artificial inteligent).
“Suka atau tidak, mau tidak mau, kita semua harus siap menghadapi modernisasi yang pada level tertentu mengikis nilai-nilai kemanusiaan itu,” ujarnya.
Dalam konteks ini Peace Literacy berupaya menciptakan dunia alternatif ditengah gerusan industri yang mendegradasi nilai-nilai kemanusiaan. Peace literacy berupaya membangun kesadaran untuk menjaga kemanusiaan dan menjadikanya sebagai ruh serta instrumen peradaban. Menjadikan perdamaian sebagai sebuah ideologi kehidupan dan menyebarkanya dengan suka cita dan kebahagiaan.
Maiton juga menyampaikan beberapa kiat untuk menghadapi era canggih ini, tentu dengan mempersiapkan diri dengan baik, misalkan disiplin diri, membudayakan banyak membaca buku, ikut seminar-seminar dan aktifkan diskusi dikomunitas-komunitas yang ada.
Hanya dengan itu, generasi hari ini, siap dan mampu menerima era yang kita sebut sebagai revolusi industri 4.0 ini, tujuan revolusi industri 4.0 ini hanya satu yakni; mencipta nilai (value) baik dalam komunitas maupun keluarga. “Ketika kita sudah memperlengkapi diri dengan baik, kita akan menjadi orang-orang yang adaptif dan sukses,” katanya.
Dikataka, dalam konteks Papua, revolusi industri 4.0 sejatinya bisa menjadi revolusi solutif dari kompleksitas masalah sehingga bisa menciptakan perdamaian yang permanen. Lanjut Maiton, hanya orang-orang yang tahu, mengerti dan berpendidikan yang bisa menciptakan kedamaian sejati di atas tanah Papua.