Jayapura – Mahasiswa asal Supiori yang mengecam pendidikan di Kota Study Jayapura mengeluhkan tidak adanya perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Supiori selama ini.
Hal itu terungkap Ketika Komisi V DPR Papua bidang Pendidikan mengunjungi mahasiswa dan mahasiswi Supiori yang sementara ini di pindahkan di Asrama Sarmi, Padangbulan, Distrik Heram, Kota Jayapura, Sabtu 24 Juli 2021.
Kunjungan tersebut dalam rangka kegiatan pengawasan Komisi V DPR Papua di Asrama Sarmi, yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi V DPR Papua,
Kamasan Jack Komboy didampingi Sekretaris Komisi V, Fauzun Nihayah, Anggota Komisi V, Natan Pahabol, Yohanes Ronsumbre, Elly Wonda dan Hengky Payage.
Pada kesempatan itu, Ketua Asrama Mahasiswa Supiori di Jayapura, Petson Petrus Vansenem mengungkapkan, jika adanya rehab asrama mahasiswa putra dan putri asal Supiori yang ada di Expo Waena, Heram, Kota Jayapura dan sementara pindah ke Asrama Mahasiswa Sarmi di Padangbulan.
“Yang kami alami disini adalah pembayaran tagihan listrik dan air. Itu yang sekarang menjadi kendala bagi kami, termasuk internet agar anak-anak asrama tidak lagi keluar untuk ke warnet, apalagi sekarang kuliah via online alias daring,” ungkap Petson Petrus di hadapan para legislator Komisi V DPR Papua.
Selain itu juga, lanjut Petrus, terkait mahasiswa yang studi akhir dan semester berjalan terutama bantuan studi atau beasiswa. Sebab, selama lima tahun kepemimpinan bupati yang lama, belum pernah mendapatkan perhatian yang serius.
Untuk itu, Petrus dan teman-temannya berharap Komisi V DPR Papua menyampaikan kepada Pemkab Supiori, baik kepada Bupati Supiori maupun DPRD Supiori untuk proses pelantikan badan pengurus Ikatan Mahasiswa Supiori agar diperhatikan.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi V DPR Papua, Yohanes L Ronsumbre mengatakan, jika pihaknya sudah melihat langsung penginapan sementara mereka di Asrama Sarmi, lantaran Asrama Mahasiswa Supiori di Waena tengah direhab untuk digunakan dalam PON nanti.
“Sudah satu bulan lebih, mereka pindah ke Asrama Sarmi ini. Tadi kami dapat informasi dari pengurus dan mahasiswa Supiori bahwa tidak ada perhatian dari Pemkab Supiori, apalagi ada masalah yang dihadapi yakni tagihan listrik dan air yang selama ini dibiayai sendiri, termasuk internet untuk kuliah online,” ujar Yohanes Ronsumbre.
Bahkan, legislator Papua ini mengaku jika Komisi V DPR Papua akan menindaklanjuti keluhan mahasiswa tersebut dengan membuat surat ke Pemkab Supiori sebagai tanggungjawab dalam mengawasi proses pelaksanaan PON dan berbagai aspek yang mendukung, termasuk asrama yang dibangun, namun penghuninya dipindahkan sementara.
“Kami pun tidak mengerti seperti apa kesepakatannya mereka dipindahkan dari asrama, hingga sampai hari ini mereka kurang mendapatkan perhatian,” bebernya.
Untuk itu, Yohanes Ronsumbre sebagai anak daerah juga meminta semua pihak untuk memberikan perhatian kepada mahasiswa asal Supiori yang ada di Kota Studi Jayapura itu.
“Jangan kita habiskan energi untuk suksesnya PON, tapi aspek pendukung lain seperti proses belajar mahasiswa ini, tidak diperhatikan. Kami dari Komisi V DPR Papua akan berkomunikasi agar persoalan seperti ini, harus diberi perhatian serius,” tandas Ronsumbre.
Dalam pertemuan dengan mahasiswa ini, Wakil Ketua Komisi V DPR Papua, Kamasan Jack Komboy juga meminta agar mahasiswa Supiori untuk tetap waspada terkait melonjaknya kasus Covid-19 di Papua, sehingga harus terus mentaati protokol kesehatan (Prokes).
Pada kesempatan itu, Jack Komboy juga mensosialisasikan tentang pentignya vaksinasi yang menjadi solusi bagi dunia, Indonesia dan khususnya di Papua dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 dan juga mensosialisasikan terkait pelaksanaan PON XX Papua pada Oktober 2021.
“Ini penting untuk kita diskusi. Karena virus ini sekarang di Jayapura makin hari makin naik, apalagi orang meninggal dunia akibat Covid-19 cukup tinggi,” tekannya.
Untuk itu, Jack Komboy mengingatkan kepada mahasiswa Supiori untuk tetap fokus belajar atau kuliah, tidak buat gerakan tambahan seperti mabuk-mabukan dan narkoba atau seks bebas.
“Ade-ade datang kemari kan untuk kuliah. Sehingga dan pulang ke Supiori harus ada Sesuatu yang bisa diberikan buat kabupaten. Datang seorang diri, kalau bisa pulang juga seorang diri. Jangan pulang ada yang ikut, anak kecil juga ikut, baru kuliah tidak selesai lagi. Orang tua berusaha cari uang untuk kamu studi, jadi harus sampai selesai,” tandas Jack Komboy. (Tiara).