Bandar Lampung – Sejumlah pengurus wilayah dan cabang Nahdatul Ulama atau NU memberi catatan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) yang disampaikan pengurus PBNU periode 2015-2021.
Pengurus NU Sulawesi Barat salah satunya. Menurut pengurus NU Sulawesi Barat, LPJ yang disampaikan pengurus sangat jauh dari realitas.
“Sekolah dan rumah sakit yang dibangun PBNU masih terlalu sedikit. Padahal PBNU punya dana besar,” kata pengurus PWNU Sulbar dalam acara penyampaian LPJ di gedung serba guna UIN Raden Intan, Lampung, Kamis (23/12/2021).
Selain itu, menurut mereka selama ini PBNU sangat jarang turun ke bawah menyambangi, menyapa pengurus cabang dan wilayah.
“PWNU dan pengurus cabang saat ini tak berdaya karena tidak diberdayakan oleh PBNU,” ujar pengurus tersebut.
Pengurus wilayah Sulbar ini juga menyampaikan kekecewaannya. Kata dia, PBNU pada suatu ketika pernah menggalang dana dari masyarakat yang ditujuan untuk memberi bantuan.
Namun dalam LPJ tadi pengumpulan dana itu tak disampaikan sama sekali. Bahkan dari dana itu, pengurus pernah menjanjikan akan menurunkan bantuan untuk wilayah Sulbar.
“Tapi sampai hari ini dana itu belum cair. Nanti di kepengurusan baru PBNU kami akan tagih ini,” ujarnya.
Kekecewaan serupa juga diungkao pengurus NU wilayah Papua, Bali, cabang istimewa luar negeri. Kata pengurus NU Papua, dana besar yang dimiliki NU sampai saat ini belum terlihat di Papua.
“Kami sangat butuh kehadiran rumah sakit dan sekolah agar pendidikan warga di Papua meningkat dan kesehatan terlayani dengan baik,” ujar dia.
Pengurus Papua juga berharap pada Ketua Umum PBNU terpilih nanti bisa memperhatikan nasib guru honorer dari madrasah.
“Banyak program PBNU yang belum menyentuh kami,” kata pengurus PBNU Papua.
Tanggapan serupa juga diungkapkan pengurus wilayah Bali. Kita jangab puas,” katanya.
Mereka berharap ke depan ada program NU bisa merata ke semua daerah. ” Di kami rumah sakit dan sekolah masih minim,” ujar dia.
Dia juga meminta agar PBNu bisa membantu membangunkan sekretariat untuk cabang-cabang yang belum memiliki sekretariat.
“Mohon kiranya pengurus turun ke bawah agar tahu kondisi di lapangan. Kami berharap ketum nanti bisa bekerja keras,” ucapnya.
Catatan juga disampaikan salah satu pengurus cabang di Sumatera. Tanpa mau menyebut dari cabang mana, ia menyebut selama ini pengurus PBNU sangat jarang menyapa pengurus daerah.
“Kami merasa kurang sapaan. Kurang komunikasi,” kata dia.
Pengurus Cabang Istimewa NU Korea Selatan, Fahmi juga memberi catatan. Selama ini, kata Fahmi, ke depan membangun komunikasi dan memberi wadah bagi alumni alumni mereka yang menempuh pendidikan di luar negeri.
” Ini penting agar cita-cita NU go internasional terwujud,” kata dia.
Kekecewaan pada kepengurusan PBNU saat ini juga disampaikan pengurus NU Istimewa Arab Saudi. Kata dia, selama ini banyak pengurus NU yang menunaikan haji atau umroh ke Arab Saudi tapi mereka tak pernah singgah atau menyapa pengurus.
“Pak Said ini juga S1 dan S2 nya di Arab tapi belum pernah mampir dan menyapa pengurus. Kami kecewa dengan pengurus,” kata pengurus NU istimewa Arab Saudi tersebut.
Bakal calon Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan, catatan yang disampaikan sejumlah pengurus itu sudah pernah disampaikan kepada dirinya beberapa waktu lalu.
Saat menyambangi 447 pengurus daerah, mereka menyampaikan pentingnya komunikasi intens antara PBNU dan pengurus daerah yang selama ini belum dilakukan.
Selain itu, mereka berharap adanya konsolidasi program antara PBNU dan pengurus daerah. Dengan adanya program yang terkonsolidasi maka semuanya akan bergerak serentak.
” Mereka tadi juga menyampaikan pentingnya regenerasi,” kata Gus Yahya dalalm keterangan persnya. (Red)