Jayapura, – Anggota Komisi II DPR Papua bidang Perekonomian, Petrus Magai meminta pengecer dan distributor telur untuk berhenti menjual telur diatas harga normal ditengah pandemi virus corona atau covid-19.
Menurutnya, musibah yang menimpa negeri kita juga terjadi di seluruh dunia. Ini masalah kemanusiaan, umum. Sehingga semua orang merasakan akan dampak dari penyebaran covid-19 ini. Oleh karena itu para pedagang telur harus menyadari hal itu.
“Jadi kalian pedagang telur, bawang merah dan bahan pangan lainnya harus berhati-hati dalam menaikan harga disaat situasi seperti ini, jangan sampai memicu ke hal-hal yang tidak kita inginkan, karena jika masyarakat kecil sudah bertindak itu akan berakibat fatal lantaran tidak terima para pengecer dan distributor terlalu memanipulasi harga dalam kondisi ini,” kata Petrus Magai saat berkunjung ke agen telur di Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Selasa (7/4).
Lanjut dikatakan, kalau nanti mereka masih mainkan harga dengan sesuka hatinya padahal sudah diperingatkan oleh Tim Satgas Papua serta DPRP dalam hal ini Komisi II DPR Papua, maka harus diberi itindakan tegas.
“Jadi kalau mereka masih memainkan harga, itu artinya mereka akan mendapat resiko. Ini jangan main-main karena akan akan berhadapan dengan hukum. Makanya pengecer dan distributor harus berhati-hati dalam memberi harga,” tegasnya.
Terkait dengan harga dipasar kata Petrus Magai, pihaknya berharap agar dinas terkait boleh mengeluarkan harga 9 bahan pokok itu, sehingga masyarakat luas mereka mengenal harga tentang 9 bahan pokok. Supaya mereka juga sambil menjaga harga itu.
“Harapan saya, masyarakat juga harus pro aktif untuk menjaganya. Jangan sampai ada harga yang digunakan pedagang untuk bisa bermain,”ujarnya.
Menurut Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), kalau memang ketemu pedagang seperti itu, maka segera lapor ke pihak yang berwajib atau Tim Satgas.
“Kalau beras, saya pikir aman karena stok beras masih mencukupi hingga 4 bulan kedepan. Hanya memang gula juga untuk saat ini memang lagi kosong, dan itu memicu harga lainnya akan jadi naik. Padahal hanya gula yang kosong tapi pedagang memang pada nakal, maka harga lainnya juga ikut dinaikan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Petrus Magai, pemerintah pusat harus melihat hal ini, agar ada upaya untuk mendatangkan bahan pangan yang lagi kosong dengan menggunakan pesawat.
“Kalau bisa prioritaskan untuk bagaimana mereka datangkan barang lewat pesawat atau kapal barang. Itu lebih baik untuk menekan harga agar tidak melambung naik, sehingga harga bisa stabil di Papua,” ungkapnya.
Untuk itu, legislator Papua ini meminta, harga telur harus kembali nornal ke harga 70-75. Dan kalau para pengecer dan distributor masih bersih keras untuk menjual diatas 70.000, maka harus ditindak tegas.
“Jadi aparat kepolisian harus bertindak tegas jika kedepannya masih mendapati pedagang telur yang nakal sesuai ketentuan undang-undang di negara kita.
Jadi jangan lakukan pembiaran takutnya nanti ada masalah,” pungkasnya.